Runtime (0.00449 seconds)
#11

Interpretation of ( Adh-Dhariyat 4 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[51 ~ ADZ-DZARIYAT (ANGIN YANG MENERBANGKAN) Pendahuluan: Makkiyyah, 60 ayat ~ Surat ini diawali dengan sumpah atas kebenaran peristiwa kebangkitan dan terjadinya pembalasan. Kemudian disusul dengan sumpah lain atas kerancuan apa yang dikatakan orang-orang kafir tentang Rasululah saw. dan al-Qur'ân. Setelah itu pembicaraan beralih kepada peringatan terhadap orang-orang kafir akan akibat buruk yang akan mereka terima di akhirat, gambaran atas apa yang akan diterima orang-orang bertakwa di sana sebagai balasan atas amal saleh yang mereka lakukan di dunia. Ayat-ayat Allah yang terdapat di alam raya dan diri manusia serta keunikan dan ketelitian yang terdapat pada keduanya juga disebutkan dalam surat ini untuk dijadikan bahan renungan. Surat ini juga menceritakan kisah Nabi Ibrâhîm bersama beberapa malaikat yang datang bertamu kepadanya memaparkan ihwal beberapa kaum dan kehancuran yang mereka derita akibat mendustakan rasul-rasul mereka. Di samping itu, disinggung secara singkat beberapa âyât kawniyyah (tanda kekuasaan Allah yang terdapat alam semesta), anjuran untuk bertobat kepada Allah dan peribadatan yang harus ditujukan kepada-Nya, sebab tujuan diciptakannya manusia dan jin adalah untuk berbadah. Sebagai khatimah, surat ini ditutup dengan peringatan terhadap orang-orang yang mendustakan Rasulullah saw. berupa azab seperti yang ditimpakan kepada orang-orang sebelum mereka.]] Aku bersumpah demi angin yang mendorong awan dengan sekuat-kuatnya, yang membawa gumpalan air yang berat, yang membawa air dengan mudah karena sudah ditundukkan oleh Allah dan dengan angin yang kemudian membagikan rezeki kepada siapa saja yang dikehendaki oleh Allah. ] - Interpretation of ( Adh-Dhariyat 4 )

[ فَالْمُقَسِّمَاتِ أَمْرًا ] - الذاريات 4

#12

Interpretation of ( Adh-Dhariyat 3 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[51 ~ ADZ-DZARIYAT (ANGIN YANG MENERBANGKAN) Pendahuluan: Makkiyyah, 60 ayat ~ Surat ini diawali dengan sumpah atas kebenaran peristiwa kebangkitan dan terjadinya pembalasan. Kemudian disusul dengan sumpah lain atas kerancuan apa yang dikatakan orang-orang kafir tentang Rasululah saw. dan al-Qur'ân. Setelah itu pembicaraan beralih kepada peringatan terhadap orang-orang kafir akan akibat buruk yang akan mereka terima di akhirat, gambaran atas apa yang akan diterima orang-orang bertakwa di sana sebagai balasan atas amal saleh yang mereka lakukan di dunia. Ayat-ayat Allah yang terdapat di alam raya dan diri manusia serta keunikan dan ketelitian yang terdapat pada keduanya juga disebutkan dalam surat ini untuk dijadikan bahan renungan. Surat ini juga menceritakan kisah Nabi Ibrâhîm bersama beberapa malaikat yang datang bertamu kepadanya memaparkan ihwal beberapa kaum dan kehancuran yang mereka derita akibat mendustakan rasul-rasul mereka. Di samping itu, disinggung secara singkat beberapa âyât kawniyyah (tanda kekuasaan Allah yang terdapat alam semesta), anjuran untuk bertobat kepada Allah dan peribadatan yang harus ditujukan kepada-Nya, sebab tujuan diciptakannya manusia dan jin adalah untuk berbadah. Sebagai khatimah, surat ini ditutup dengan peringatan terhadap orang-orang yang mendustakan Rasulullah saw. berupa azab seperti yang ditimpakan kepada orang-orang sebelum mereka.]] Aku bersumpah demi angin yang mendorong awan dengan sekuat-kuatnya, yang membawa gumpalan air yang berat, yang membawa air dengan mudah karena sudah ditundukkan oleh Allah dan dengan angin yang kemudian membagikan rezeki kepada siapa saja yang dikehendaki oleh Allah. ] - Interpretation of ( Adh-Dhariyat 3 )

[ فَالْجَارِيَاتِ يُسْرًا ] - الذاريات 3

#13

Interpretation of ( Adh-Dhariyat 2 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[51 ~ ADZ-DZARIYAT (ANGIN YANG MENERBANGKAN) Pendahuluan: Makkiyyah, 60 ayat ~ Surat ini diawali dengan sumpah atas kebenaran peristiwa kebangkitan dan terjadinya pembalasan. Kemudian disusul dengan sumpah lain atas kerancuan apa yang dikatakan orang-orang kafir tentang Rasululah saw. dan al-Qur'ân. Setelah itu pembicaraan beralih kepada peringatan terhadap orang-orang kafir akan akibat buruk yang akan mereka terima di akhirat, gambaran atas apa yang akan diterima orang-orang bertakwa di sana sebagai balasan atas amal saleh yang mereka lakukan di dunia. Ayat-ayat Allah yang terdapat di alam raya dan diri manusia serta keunikan dan ketelitian yang terdapat pada keduanya juga disebutkan dalam surat ini untuk dijadikan bahan renungan. Surat ini juga menceritakan kisah Nabi Ibrâhîm bersama beberapa malaikat yang datang bertamu kepadanya memaparkan ihwal beberapa kaum dan kehancuran yang mereka derita akibat mendustakan rasul-rasul mereka. Di samping itu, disinggung secara singkat beberapa âyât kawniyyah (tanda kekuasaan Allah yang terdapat alam semesta), anjuran untuk bertobat kepada Allah dan peribadatan yang harus ditujukan kepada-Nya, sebab tujuan diciptakannya manusia dan jin adalah untuk berbadah. Sebagai khatimah, surat ini ditutup dengan peringatan terhadap orang-orang yang mendustakan Rasulullah saw. berupa azab seperti yang ditimpakan kepada orang-orang sebelum mereka.]] Aku bersumpah demi angin yang mendorong awan dengan sekuat-kuatnya, yang membawa gumpalan air yang berat, yang membawa air dengan mudah karena sudah ditundukkan oleh Allah dan dengan angin yang kemudian membagikan rezeki kepada siapa saja yang dikehendaki oleh Allah. ] - Interpretation of ( Adh-Dhariyat 2 )

[ فَالْحَامِلَاتِ وِقْرًا ] - الذاريات 2

#14

Interpretation of ( Adh-Dhariyat 1 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[51 ~ ADZ-DZARIYAT (ANGIN YANG MENERBANGKAN) Pendahuluan: Makkiyyah, 60 ayat ~ Surat ini diawali dengan sumpah atas kebenaran peristiwa kebangkitan dan terjadinya pembalasan. Kemudian disusul dengan sumpah lain atas kerancuan apa yang dikatakan orang-orang kafir tentang Rasululah saw. dan al-Qur'ân. Setelah itu pembicaraan beralih kepada peringatan terhadap orang-orang kafir akan akibat buruk yang akan mereka terima di akhirat, gambaran atas apa yang akan diterima orang-orang bertakwa di sana sebagai balasan atas amal saleh yang mereka lakukan di dunia. Ayat-ayat Allah yang terdapat di alam raya dan diri manusia serta keunikan dan ketelitian yang terdapat pada keduanya juga disebutkan dalam surat ini untuk dijadikan bahan renungan. Surat ini juga menceritakan kisah Nabi Ibrâhîm bersama beberapa malaikat yang datang bertamu kepadanya memaparkan ihwal beberapa kaum dan kehancuran yang mereka derita akibat mendustakan rasul-rasul mereka. Di samping itu, disinggung secara singkat beberapa âyât kawniyyah (tanda kekuasaan Allah yang terdapat alam semesta), anjuran untuk bertobat kepada Allah dan peribadatan yang harus ditujukan kepada-Nya, sebab tujuan diciptakannya manusia dan jin adalah untuk berbadah. Sebagai khatimah, surat ini ditutup dengan peringatan terhadap orang-orang yang mendustakan Rasulullah saw. berupa azab seperti yang ditimpakan kepada orang-orang sebelum mereka.]] Aku bersumpah demi angin yang mendorong awan dengan sekuat-kuatnya, yang membawa gumpalan air yang berat, yang membawa air dengan mudah karena sudah ditundukkan oleh Allah dan dengan angin yang kemudian membagikan rezeki kepada siapa saja yang dikehendaki oleh Allah. ] - Interpretation of ( Adh-Dhariyat 1 )

[ وَالذَّارِيَاتِ ذَرْوًا ] - الذاريات 1

#15

Interpretation of ( Ash-Shura 2 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[42 ~ ASY-SYURA (MUSYAWARAH) Pendahuluan: Makkiyyah 53 ayat ~ Surat Makkiyyah yang berisi 53 ayat ini dinamakan al-syûrâ--berarti 'musyawarah'--untuk merangsang umat Islam agar selalu berpegang pada prinsip musyawarah dalam mengatur segala macam urusan kehidupannya. Hal itu diharapkan bisa mewujudkan keadilan dan kebenaran. Secara umum, surat ini mencakup banyak masalah agama dan bukti-bukti keimanan. Diawali dengan pembicaraan secara singkat mengenai al-Qur'ân yang merupakan wahyu dari Allah, membantah berbagai hujatan orang-orang kafir, dan banyak memberikan penawar hati kepada Nabi Muhammad saw. Selanjutnya, surat ini menerangkan betapa besarnya kekuasaan dan kekuatan Allah yang menurunkan al-Qur'ân itu. Tetapi, kendati disertai bukti-bukti yang dengan jelas menunjukkan bahwa al-Qur'ân berasal dari Allah, dapat kita ketahui, melalui bagian selanjutnya, bahwa ternyata kebanyakan orang masih saja mengingkarinya. Setelah itu, disebutkan pula penegasan kekuasaan Allah atas segala sesuatu dan keterangan mengenai kesatuan misi semua syariat yang pernah ada. Hal itu kemudian diikuti dengan keterangan tentang orang-orang yang mengingkarinya dan panduan kitab-kitab samawi menuju kebenaran, berikut kecaman terhadap sejarah dan perselisihan orang-orang musyrik dalam menyikapi kebenaran itu secara tidak benar. Surat ini kemudian membicarakan permintaan orang-orang yang melakukan pendustaan, dengan nada mengejek, agar siksaan yang diancamkan kepada mereka itu dipercepat. Pembicaraan selanjutnya beralih kepada hal-hal yang harus dilakukan oleh orang yang menyeru kepada agama, sifat lemah-lembut Allah kepada hamba-hamba-Nya, dan peringatan untuk mereka agar tidak tenggelam dalam kesenangan dunia. Dalam bagian selanjutnya, surat ini menerangkan buruknya keadaan orang-orang kafir, dan baiknya keadaan orang-orang yang Mukmin di akhirat kelak. Diteruskan, kemudian, dengan pembicaraan mengenai tuduhan para pendusta bahwa komposisi al-Qur'ân adalah ciptaan Rasulullah saw. Padahal, mereka sendiri tidak mampu membuat sesuatu yang serupa dengan surat al-Qur'ân yang paling pendek sekalipun. Selanjutnya, secara berturut- turut disebutkan bahwa Allah menerima pertobatan orang-orang Mukmin, hikmah pembagian rezeki menurut ukuran yang sangat teliti. Bagaimana, misalnya, Allah tidak membuat semua orang menjadi kaya raya karena, dengan begitu, mereka semua akan sombong. Begitu juga sebaliknya, Allah juga tidak membuat semua orang menjadi miskin karena, jika demikian, mereka semua akan menderita. Ada yang dijadikan kaya dan ada pula yang dijadikan miskin. Setelah itu semua, surat ini berturut-turut menerangkan betapa besarnya manfaat hujan, penjelasan tentang bukti-bukti kekuasaan Allah di alam raya, dan penjelasan bahwa setiap musibah yang terjadi di dunia disebabkan oleh perbuatan maksiat. Kemudian disebutkan sekali lagi, kali ini dengan gaya yang berbeda, penjelasan tentang keadaan masing-masing dari kelompok Mukmin dan pelaku pendustaan di akhirat, bahwa para pendusta itu akan sangat terhina. Hal ini lalu diikuti dengan anjuran untuk bergegas melakukan kebaikan selagi belum habis kesempatan, sebelum selanjutnya memberikan penawar hati kepada Nabi Muhammad saw. Terakhir, surat ini menjelaskan kekuasaan Allah untuk memberi anak perempuan, laki-laki, kedua-duanya, atau bahkan untuk tidak memberi anak sama sekali kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Disebutkan pula cara-cara Allah dalam berbicara dengan para nabi-Nya. Akhirnya surat ini ditutup dengan penjelasan tentang jalan yang benar dan lurus yang harus diikuti.]] Hâ, Mîm. 'Ain, Sîn, Qâf. Seperti gaya al-Qur'ân dalam mengawali beberapa suratnya, surat ini pun diawali dengan lima huruf fonemis. ] - Interpretation of ( Ash-Shura 2 )

[ عسق ] - الشورى 2

#16

Interpretation of ( Ash-Shura 1 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[42 ~ ASY-SYURA (MUSYAWARAH) Pendahuluan: Makkiyyah 53 ayat ~ Surat Makkiyyah yang berisi 53 ayat ini dinamakan al-syûrâ--berarti 'musyawarah'--untuk merangsang umat Islam agar selalu berpegang pada prinsip musyawarah dalam mengatur segala macam urusan kehidupannya. Hal itu diharapkan bisa mewujudkan keadilan dan kebenaran. Secara umum, surat ini mencakup banyak masalah agama dan bukti-bukti keimanan. Diawali dengan pembicaraan secara singkat mengenai al-Qur'ân yang merupakan wahyu dari Allah, membantah berbagai hujatan orang-orang kafir, dan banyak memberikan penawar hati kepada Nabi Muhammad saw. Selanjutnya, surat ini menerangkan betapa besarnya kekuasaan dan kekuatan Allah yang menurunkan al-Qur'ân itu. Tetapi, kendati disertai bukti-bukti yang dengan jelas menunjukkan bahwa al-Qur'ân berasal dari Allah, dapat kita ketahui, melalui bagian selanjutnya, bahwa ternyata kebanyakan orang masih saja mengingkarinya. Setelah itu, disebutkan pula penegasan kekuasaan Allah atas segala sesuatu dan keterangan mengenai kesatuan misi semua syariat yang pernah ada. Hal itu kemudian diikuti dengan keterangan tentang orang-orang yang mengingkarinya dan panduan kitab-kitab samawi menuju kebenaran, berikut kecaman terhadap sejarah dan perselisihan orang-orang musyrik dalam menyikapi kebenaran itu secara tidak benar. Surat ini kemudian membicarakan permintaan orang-orang yang melakukan pendustaan, dengan nada mengejek, agar siksaan yang diancamkan kepada mereka itu dipercepat. Pembicaraan selanjutnya beralih kepada hal-hal yang harus dilakukan oleh orang yang menyeru kepada agama, sifat lemah-lembut Allah kepada hamba-hamba-Nya, dan peringatan untuk mereka agar tidak tenggelam dalam kesenangan dunia. Dalam bagian selanjutnya, surat ini menerangkan buruknya keadaan orang-orang kafir, dan baiknya keadaan orang-orang yang Mukmin di akhirat kelak. Diteruskan, kemudian, dengan pembicaraan mengenai tuduhan para pendusta bahwa komposisi al-Qur'ân adalah ciptaan Rasulullah saw. Padahal, mereka sendiri tidak mampu membuat sesuatu yang serupa dengan surat al-Qur'ân yang paling pendek sekalipun. Selanjutnya, secara berturut- turut disebutkan bahwa Allah menerima pertobatan orang-orang Mukmin, hikmah pembagian rezeki menurut ukuran yang sangat teliti. Bagaimana, misalnya, Allah tidak membuat semua orang menjadi kaya raya karena, dengan begitu, mereka semua akan sombong. Begitu juga sebaliknya, Allah juga tidak membuat semua orang menjadi miskin karena, jika demikian, mereka semua akan menderita. Ada yang dijadikan kaya dan ada pula yang dijadikan miskin. Setelah itu semua, surat ini berturut-turut menerangkan betapa besarnya manfaat hujan, penjelasan tentang bukti-bukti kekuasaan Allah di alam raya, dan penjelasan bahwa setiap musibah yang terjadi di dunia disebabkan oleh perbuatan maksiat. Kemudian disebutkan sekali lagi, kali ini dengan gaya yang berbeda, penjelasan tentang keadaan masing-masing dari kelompok Mukmin dan pelaku pendustaan di akhirat, bahwa para pendusta itu akan sangat terhina. Hal ini lalu diikuti dengan anjuran untuk bergegas melakukan kebaikan selagi belum habis kesempatan, sebelum selanjutnya memberikan penawar hati kepada Nabi Muhammad saw. Terakhir, surat ini menjelaskan kekuasaan Allah untuk memberi anak perempuan, laki-laki, kedua-duanya, atau bahkan untuk tidak memberi anak sama sekali kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Disebutkan pula cara-cara Allah dalam berbicara dengan para nabi-Nya. Akhirnya surat ini ditutup dengan penjelasan tentang jalan yang benar dan lurus yang harus diikuti.]] Hâ, Mîm. 'Ain, Sîn, Qâf. Seperti gaya al-Qur'ân dalam mengawali beberapa suratnya, surat ini pun diawali dengan lima huruf fonemis. ] - Interpretation of ( Ash-Shura 1 )

[ حم ] - الشورى 1

#17

Interpretation of ( At-Tur 6 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[52 ~ ATH-THUR (BUKIT) Pendahuluan: Makkiyyah, 49 ayat ~ Surat ini diawali dengan sumpah bahwa orang-orang yang mendustakan akan memperoleh siksaan, dengan menyebut lima macam makhluk terbesar Tuhan. Setelah itu disebutkan tentang turunnya siksaan itu kepada mereka dan pelbagai macam siksa yang mereka alami pada hari kebangkitan dan pembalasan. Pembicaraan kemudian beralih ke soal kenikmatan, makanan dan kemuliaan yang kelak diterima oleh orang-orang bertakwa di surga, ketenangan yang mereka rasakan karena mereka diikuti oleh keturunan mereka dan diangkatnya derajat keturunan mereka kepada posisi seperti mereka. Setelah itu, disusul dengan perintah kepada Rasulullah saw. untuk tetap selalu memberi peringatan tanpa menghiraukan omongan orang-orang kafir tentang dirinya dan hujatan mereka terhadap al-Qur'ân yang tidak mampu mereka buat tandingannya yang serupa. Selain itu, surat ini, di banyak tempat, sering mematahkan pendapat-pendapat mereka yang keliru sebagai tanda kesesatan dan buruknya perkiraan mereka. Sebagai khatimah, surat ini ditutup dengan perintah kepada Rasulullah saw. agar membiarkan mereka sampai datang suatu hari ketika mereka dibinasakan, dan agar tetap sabar dengan ketentuan Tuhan yang menunda siksa mereka. Sesungguhnya hal itu tidak akan membahayakannya karena ia selalu berada dalam lindungan-Nya. Selain itu Rasulullah diperintahkan juga untuk selalu bertasbih kepada Allah, menyucikan-Nya pada setiap waktu; di kala bangun untuk suatu maksud tertentu dan di waktu malam ketika bintang-bintang terbenam (waktu fajar).]] Aku bersumpah demi bukit Thûr Sînâ' (Sinai), tempat Nabi Mûsâ diajak bicara oleh Tuhannya; demi kitab suci yang turun dari Allah dan tertulis di lembaran-lembaran yang mudah dibaca; demi al-Bayt al-Ma'mûr dengan yang berthawaf, berdiri, rukuk dan sujud di situ; demi langit yang diangkat tanpa tiang dan demi lautan yang penuh dengan air. ] - Interpretation of ( At-Tur 6 )

[ وَالْبَحْرِ الْمَسْجُورِ ] - الطور 6

#18

Interpretation of ( At-Tur 5 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[52 ~ ATH-THUR (BUKIT) Pendahuluan: Makkiyyah, 49 ayat ~ Surat ini diawali dengan sumpah bahwa orang-orang yang mendustakan akan memperoleh siksaan, dengan menyebut lima macam makhluk terbesar Tuhan. Setelah itu disebutkan tentang turunnya siksaan itu kepada mereka dan pelbagai macam siksa yang mereka alami pada hari kebangkitan dan pembalasan. Pembicaraan kemudian beralih ke soal kenikmatan, makanan dan kemuliaan yang kelak diterima oleh orang-orang bertakwa di surga, ketenangan yang mereka rasakan karena mereka diikuti oleh keturunan mereka dan diangkatnya derajat keturunan mereka kepada posisi seperti mereka. Setelah itu, disusul dengan perintah kepada Rasulullah saw. untuk tetap selalu memberi peringatan tanpa menghiraukan omongan orang-orang kafir tentang dirinya dan hujatan mereka terhadap al-Qur'ân yang tidak mampu mereka buat tandingannya yang serupa. Selain itu, surat ini, di banyak tempat, sering mematahkan pendapat-pendapat mereka yang keliru sebagai tanda kesesatan dan buruknya perkiraan mereka. Sebagai khatimah, surat ini ditutup dengan perintah kepada Rasulullah saw. agar membiarkan mereka sampai datang suatu hari ketika mereka dibinasakan, dan agar tetap sabar dengan ketentuan Tuhan yang menunda siksa mereka. Sesungguhnya hal itu tidak akan membahayakannya karena ia selalu berada dalam lindungan-Nya. Selain itu Rasulullah diperintahkan juga untuk selalu bertasbih kepada Allah, menyucikan-Nya pada setiap waktu; di kala bangun untuk suatu maksud tertentu dan di waktu malam ketika bintang-bintang terbenam (waktu fajar).]] Aku bersumpah demi bukit Thûr Sînâ' (Sinai), tempat Nabi Mûsâ diajak bicara oleh Tuhannya; demi kitab suci yang turun dari Allah dan tertulis di lembaran-lembaran yang mudah dibaca; demi al-Bayt al-Ma'mûr dengan yang berthawaf, berdiri, rukuk dan sujud di situ; demi langit yang diangkat tanpa tiang dan demi lautan yang penuh dengan air. ] - Interpretation of ( At-Tur 5 )

[ وَالسَّقْفِ الْمَرْفُوعِ ] - الطور 5

#19

Interpretation of ( At-Tur 4 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[52 ~ ATH-THUR (BUKIT) Pendahuluan: Makkiyyah, 49 ayat ~ Surat ini diawali dengan sumpah bahwa orang-orang yang mendustakan akan memperoleh siksaan, dengan menyebut lima macam makhluk terbesar Tuhan. Setelah itu disebutkan tentang turunnya siksaan itu kepada mereka dan pelbagai macam siksa yang mereka alami pada hari kebangkitan dan pembalasan. Pembicaraan kemudian beralih ke soal kenikmatan, makanan dan kemuliaan yang kelak diterima oleh orang-orang bertakwa di surga, ketenangan yang mereka rasakan karena mereka diikuti oleh keturunan mereka dan diangkatnya derajat keturunan mereka kepada posisi seperti mereka. Setelah itu, disusul dengan perintah kepada Rasulullah saw. untuk tetap selalu memberi peringatan tanpa menghiraukan omongan orang-orang kafir tentang dirinya dan hujatan mereka terhadap al-Qur'ân yang tidak mampu mereka buat tandingannya yang serupa. Selain itu, surat ini, di banyak tempat, sering mematahkan pendapat-pendapat mereka yang keliru sebagai tanda kesesatan dan buruknya perkiraan mereka. Sebagai khatimah, surat ini ditutup dengan perintah kepada Rasulullah saw. agar membiarkan mereka sampai datang suatu hari ketika mereka dibinasakan, dan agar tetap sabar dengan ketentuan Tuhan yang menunda siksa mereka. Sesungguhnya hal itu tidak akan membahayakannya karena ia selalu berada dalam lindungan-Nya. Selain itu Rasulullah diperintahkan juga untuk selalu bertasbih kepada Allah, menyucikan-Nya pada setiap waktu; di kala bangun untuk suatu maksud tertentu dan di waktu malam ketika bintang-bintang terbenam (waktu fajar).]] Aku bersumpah demi bukit Thûr Sînâ' (Sinai), tempat Nabi Mûsâ diajak bicara oleh Tuhannya; demi kitab suci yang turun dari Allah dan tertulis di lembaran-lembaran yang mudah dibaca; demi al-Bayt al-Ma'mûr dengan yang berthawaf, berdiri, rukuk dan sujud di situ; demi langit yang diangkat tanpa tiang dan demi lautan yang penuh dengan air. ] - Interpretation of ( At-Tur 4 )

[ وَالْبَيْتِ الْمَعْمُورِ ] - الطور 4

#20

Interpretation of ( At-Tur 3 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[52 ~ ATH-THUR (BUKIT) Pendahuluan: Makkiyyah, 49 ayat ~ Surat ini diawali dengan sumpah bahwa orang-orang yang mendustakan akan memperoleh siksaan, dengan menyebut lima macam makhluk terbesar Tuhan. Setelah itu disebutkan tentang turunnya siksaan itu kepada mereka dan pelbagai macam siksa yang mereka alami pada hari kebangkitan dan pembalasan. Pembicaraan kemudian beralih ke soal kenikmatan, makanan dan kemuliaan yang kelak diterima oleh orang-orang bertakwa di surga, ketenangan yang mereka rasakan karena mereka diikuti oleh keturunan mereka dan diangkatnya derajat keturunan mereka kepada posisi seperti mereka. Setelah itu, disusul dengan perintah kepada Rasulullah saw. untuk tetap selalu memberi peringatan tanpa menghiraukan omongan orang-orang kafir tentang dirinya dan hujatan mereka terhadap al-Qur'ân yang tidak mampu mereka buat tandingannya yang serupa. Selain itu, surat ini, di banyak tempat, sering mematahkan pendapat-pendapat mereka yang keliru sebagai tanda kesesatan dan buruknya perkiraan mereka. Sebagai khatimah, surat ini ditutup dengan perintah kepada Rasulullah saw. agar membiarkan mereka sampai datang suatu hari ketika mereka dibinasakan, dan agar tetap sabar dengan ketentuan Tuhan yang menunda siksa mereka. Sesungguhnya hal itu tidak akan membahayakannya karena ia selalu berada dalam lindungan-Nya. Selain itu Rasulullah diperintahkan juga untuk selalu bertasbih kepada Allah, menyucikan-Nya pada setiap waktu; di kala bangun untuk suatu maksud tertentu dan di waktu malam ketika bintang-bintang terbenam (waktu fajar).]] Aku bersumpah demi bukit Thûr Sînâ' (Sinai), tempat Nabi Mûsâ diajak bicara oleh Tuhannya; demi kitab suci yang turun dari Allah dan tertulis di lembaran-lembaran yang mudah dibaca; demi al-Bayt al-Ma'mûr dengan yang berthawaf, berdiri, rukuk dan sujud di situ; demi langit yang diangkat tanpa tiang dan demi lautan yang penuh dengan air. ] - Interpretation of ( At-Tur 3 )

[ فِي رَقٍّ مَنْشُورٍ ] - الطور 3