Runtime (0.00402 seconds)
#5

Interpretation of ( Al-Baqarah 105 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id


[ مَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَلَا الْمُشْرِكِينَ أَنْ يُنَزَّلَ عَلَيْكُمْ مِنْ خَيْرٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَاللَّهُ يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ ] - البقرة 105

#6

Interpretation of ( Al-A'raf 188 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id


[ قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ ] - الأعراف 188

#8

Interpretation of ( Fatir 43 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id


[ اسْتِكْبَارًا فِي الْأَرْضِ وَمَكْرَ السَّيِّئِ وَلَا يَحِيقُ الْمَكْرُ السَّيِّئُ إِلَّا بِأَهْلِهِ فَهَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا سُنَّتَ الْأَوَّلِينَ فَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّتِ اللَّهِ تَبْدِيلًا وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّتِ اللَّهِ تَحْوِيلًا ] - فاطر 43

#9

Interpretation of ( At-Tawba 107 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ Di antara orang-orang munafik terdapat kelompok yang membangun masjid bukan untuk mencari keridaan Allah, tetapi untuk menimbulkan kemudaratan, kekufuran dan perpecahan di antara orang-orang Mukmin serta untuk memfasilitasi orang-orang yang hendak memerangi Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan bersumpah bahwa mereka, dalam membangun masjid ini, tidak bertujuan apa-apa selain untuk kebaikan dan dalam rangka berbuat sesuatu yang lebih baik. Allah menjadi saksi atas mereka bahwa mereka berdusta dengan sumpah-sumpah itu(1). (1) Masjid yang disebut dalam ayat ini didirikan oleh sekelompok orang munafik di Madinah yang selalu menginginkan keburukan. Pendirian masjid Qubâ', yang dipuji oleh Banû 'Amr ibn 'Awf dan diberkahi oleh Rasulullah saw. dengan mengerjakan salat di dalamnya, telah mengusik mereka. Lalu Ibn 'Amr, sang pendeta, menyuruh orang-orang munafik itu untuk membangun masjid yang dapat mereka banggakan di hadapan orang-orang yang membangun masjid Qubâ'. Dengan demikian, obyek fanatisme jahiliah adalah berbangga-bangga dengan masjid dan menjadikannya sebagai wadah untuk perkumpulan dan rencana melakukan kejahatan kepada orang-orang Mukmin. Setelah selesai mendirikan masjid itu, mereka memanggil Rasulullah saw. untuk melakukan salat di dalamnya, untuk dijadikan sebagai alat untuk menimbulkan perpecahan. Tetapi Allah memberitahukan maksud mereka itu kepada Rasulullah saw. ketika sekembalinya dari perang Tabuk, saat ia hendak memenuhi panggilan mereka. Kemudian Allah melarang Rasul-Nya untuk berdiri di masjid itu, lebih-lebih lagi salat di dalamnya. ] - Interpretation of ( At-Tawba 107 )

[ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مَسْجِدًا ضِرَارًا وَكُفْرًا وَتَفْرِيقًا بَيْنَ الْمُؤْمِنِينَ وَإِرْصَادًا لِمَنْ حَارَبَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ مِنْ قَبْلُ وَلَيَحْلِفُنَّ إِنْ أَرَدْنَا إِلَّا الْحُسْنَى وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ ] - التوبة 107

#10

Interpretation of ( Al-Baqarah 102 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ Mereka mempercayai apa yang dibuat-buat oleh setan mereka dan orang-orang yang keji dari mereka tentang kekuasaan Sulaymân. Mereka mengira bahwa Sulaymân bukanlah nabi atau rasul yang menerima wahyu dari sisi Allah, melainkan hanya seorang penyihir yang selalu meminta bantuan kepada ilmu sihirnya. Mereka juga mengira bahwa sihir inilah yang memperkuat kerajaan Sulaymân dan membuatnya menguasai jin, burung dan angin. Mereka menisbatkan kekufuran itu kepada Sulaymân, padahal Sulaymân tidak kafir. Setan-setan yang berbuat keji itulah yang sebenarnya kafir. Mereka telah membuat-buat dongeng dan mengajarkan sihir kepada manusia, baik dari diri mereka sendiri maupun dari sisa-sisa peninggalan yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babilonia: Hârût dan Mârût. Padahal, dua malaikat ini tidak mengajarkan sesuatu kepada siapa pun, sebelum mengingatkan orang itu dengan mengatakan, "Sesungguhnya kami mengajarkan sesuatu yang menyebabkan fitnah dan kekufuran, maka dari itu ketahuilah dan hati-hatilah dalam mengerjakannya." Tetapi manusia tidak mendengar nasihat itu. Mereka menggunakan apa yang mereka pelajari dari kedua malaikat itu untuk memisahkan suami dari istrinya. Setan-setan yang keji itu memang kufur, karena mereka telah membuat-buat dongeng itu sebagai perantara untuk mengajar sihir kepada orang-orang Yahudi. Dengan sihir ini, mereka tidak akan bisa memberi mudarat kepada orang lain. Hanya Allahlah yang memberi izin atas suatu kemudaratan, jika Dia menghendaki. Sebenarnya sihir yang diambil dari mereka itu membahayakan orang yang mempelajarinya, baik dunia maupun agamanya. Sihir itu tidak akan dapat memberikan manfaat. Sebenarnya mereka benar- benar mengetahui bahwa barangsiapa yang berjalan di jalan ini, tidak akan mendapatkan bagian dari kenikmatan akhirat. Alangkah buruknya apa yang mereka pilih untuk diri mereka ini apabila mereka masih memiliki ilmu. ] - Interpretation of ( Al-Baqarah 102 )

[ وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ ] - البقرة 102