Ayas
Traductions
French
العربيّة
English
Bahasa Indonesia
日本語
Kurdish
Malay
Malayalam
Türkçe
español
Português
Recherche rapide
Temps d'exécution (0,00585 secondes)
Résultats: ( 91
vers 93
de 93
)
«
1
..
7
8
9
10
#91
Interprétation de
( Ash-Shura 1 )
dans Indonesian par Muhammad Quraish Shihab et al.
- id
[
[[42
~
ASY-SYURA
(MUSYAWARAH)
Pendahuluan:
Makkiyyah
53
ayat
~
Surat
Makkiyyah
yang
berisi
53
ayat
ini
dinamakan
al-syûrâ--berarti
'musyawarah'--untuk
merangsang
umat
Islam
agar
selalu
berpegang
pada
prinsip
musyawarah
dalam
mengatur
segala
macam
urusan
kehidupannya.
Hal
itu
diharapkan
bisa
mewujudkan
keadilan
dan
kebenaran.
Secara
umum,
surat
ini
mencakup
banyak
masalah
agama
dan
bukti-bukti
keimanan.
Diawali
dengan
pembicaraan
secara
singkat
mengenai
al-Qur'ân
yang
merupakan
wahyu
dari
Allah,
membantah
berbagai
hujatan
orang-orang
kafir,
dan
banyak
memberikan
penawar
hati
kepada
Nabi
Muhammad
saw.
Selanjutnya,
surat
ini
menerangkan
betapa
besarnya
kekuasaan
dan
kekuatan
Allah
yang
menurunkan
al-Qur'ân
itu.
Tetapi,
kendati
disertai
bukti-bukti
yang
dengan
jelas
menunjukkan
bahwa
al-Qur'ân
berasal
dari
Allah,
dapat
kita
ketahui,
melalui
bagian
selanjutnya,
bahwa
ternyata
kebanyakan
orang
masih
saja
mengingkarinya.
Setelah
itu,
disebutkan
pula
penegasan
kekuasaan
Allah
atas
segala
sesuatu
dan
keterangan
mengenai
kesatuan
misi
semua
syariat
yang
pernah
ada.
Hal
itu
kemudian
diikuti
dengan
keterangan
tentang
orang-orang
yang
mengingkarinya
dan
panduan
kitab-kitab
samawi
menuju
kebenaran,
berikut
kecaman
terhadap
sejarah
dan
perselisihan
orang-orang
musyrik
dalam
menyikapi
kebenaran
itu
secara
tidak
benar.
Surat
ini
kemudian
membicarakan
permintaan
orang-orang
yang
melakukan
pendustaan,
dengan
nada
mengejek,
agar
siksaan
yang
diancamkan
kepada
mereka
itu
dipercepat.
Pembicaraan
selanjutnya
beralih
kepada
hal-hal
yang
harus
dilakukan
oleh
orang
yang
menyeru
kepada
agama,
sifat
lemah-lembut
Allah
kepada
hamba-hamba-Nya,
dan
peringatan
untuk
mereka
agar
tidak
tenggelam
dalam
kesenangan
dunia.
Dalam
bagian
selanjutnya,
surat
ini
menerangkan
buruknya
keadaan
orang-orang
kafir,
dan
baiknya
keadaan
orang-orang
yang
Mukmin
di
akhirat
kelak.
Diteruskan,
kemudian,
dengan
pembicaraan
mengenai
tuduhan
para
pendusta
bahwa
komposisi
al-Qur'ân
adalah
ciptaan
Rasulullah
saw.
Padahal,
mereka
sendiri
tidak
mampu
membuat
sesuatu
yang
serupa
dengan
surat
al-Qur'ân
yang
paling
pendek
sekalipun.
Selanjutnya,
secara
berturut-
turut
disebutkan
bahwa
Allah
menerima
pertobatan
orang-orang
Mukmin,
hikmah
pembagian
rezeki
menurut
ukuran
yang
sangat
teliti.
Bagaimana,
misalnya,
Allah
tidak
membuat
semua
orang
menjadi
kaya
raya
karena,
dengan
begitu,
mereka
semua
akan
sombong.
Begitu
juga
sebaliknya,
Allah
juga
tidak
membuat
semua
orang
menjadi
miskin
karena,
jika
demikian,
mereka
semua
akan
menderita.
Ada
yang
dijadikan
kaya
dan
ada
pula
yang
dijadikan
miskin.
Setelah
itu
semua,
surat
ini
berturut-turut
menerangkan
betapa
besarnya
manfaat
hujan,
penjelasan
tentang
bukti-bukti
kekuasaan
Allah
di
alam
raya,
dan
penjelasan
bahwa
setiap
musibah
yang
terjadi
di
dunia
disebabkan
oleh
perbuatan
maksiat.
Kemudian
disebutkan
sekali
lagi,
kali
ini
dengan
gaya
yang
berbeda,
penjelasan
tentang
keadaan
masing-masing
dari
kelompok
Mukmin
dan
pelaku
pendustaan
di
akhirat,
bahwa
para
pendusta
itu
akan
sangat
terhina.
Hal
ini
lalu
diikuti
dengan
anjuran
untuk
bergegas
melakukan
kebaikan
selagi
belum
habis
kesempatan,
sebelum
selanjutnya
memberikan
penawar
hati
kepada
Nabi
Muhammad
saw.
Terakhir,
surat
ini
menjelaskan
kekuasaan
Allah
untuk
memberi
anak
perempuan,
laki-laki,
kedua-duanya,
atau
bahkan
untuk
tidak
memberi
anak
sama
sekali
kepada
siapa
saja
yang
Dia
kehendaki.
Disebutkan
pula
cara-cara
Allah
dalam
berbicara
dengan
para
nabi-Nya.
Akhirnya
surat
ini
ditutup
dengan
penjelasan
tentang
jalan
yang
benar
dan
lurus
yang
harus
diikuti.]]
Hâ,
Mîm.
'Ain,
Sîn,
Qâf.
Seperti
gaya
al-Qur'ân
dalam
mengawali
beberapa
suratnya,
surat
ini
pun
diawali
dengan
lima
huruf
fonemis.
]
-
Interprétation de ( Ash-Shura 1 )
[
حم
]
-
الشورى 1
Concernant la traduction
Ayah | 4273
Auteur | Muhammad Quraish Shihab et al.
Langue | Indonesian
#92
Interprétation de
( Ar-Rum 1 )
dans Indonesian par Muhammad Quraish Shihab et al.
- id
[
[[30
~
AR-RUM
(BANGSA
ROMAWI)
Pendahuluan:
Makkiyyah,
60
ayat
~
Surat
ini
dimulai
dengan
menyebutkan
tentang
kekalahan
bangsa
Romawi
dan
janji
Allah
kepada
orang-orang
yang
beriman
bahwa
Dia
akan
menolong
mereka
dari
orang-orang
Persia.
Kemudian
menyeru
untuk
merenungkan
ciptaan
Allah
dan
berjalan
di
muka
bumi
agar
orang-orang
Mukmin
itu
mengetahui
kesudahan
orang-orang
kafir
yang
telah
memakmurkan
bumi
lebih
daripada
orang-orang
Quraisy.
Surat
ini
juga
menampakkan
keadaan
manusia
pada
hari
kiamat
dan
mengagungkan
perbuatan
orang-orang
Mukmin
yang
menyucikan
Allah
dan
menyembah
kepada-Nya
semata
pada
pagi,
malam,
siang
dan
sore
hari.
Di
samping
itu
juga
mengingatkan
pada
bukti-bukti
keesaan
Allah
berupa
pergantian
siang
dan
malam,
perbedaan
bahasa
serta
fenomena
alam
semesta
di
langit
dan
bumi.
Surat
ini
memberikan
perumpamaan
yang
menunjukkan
kebatilan
perbuatan
syirik
dan
mengingatkan
manusia
akan
penciptaan
mereka
dan
nikmat
Allah
kepada
mereka.
Selain
itu,
surat
ini
juga
menegaskan
sendi-sendi
keluarga
dan
masyarakat
dan
memperhatikan
tentang
penurunan
syariat,
sehingga
mengharamkan
riba
dan
mensyariatkan
zakat
serta
menyuruh
untuk
berbakti
kepada
kedua
orangtua.
Kemudian
Allah
menyebutkan
nikmat-Nya
atas
hamba-hamba-Nya
dan
menyeru
mereka
untuk
taat
beragama.
Dia
mengarahkan
pandangan
mereka
kepada
keajaiban-keajaiban
yang
ada
di
alam
semesta
yang
menunjukkan
kekuatan
dan
kekuasaan-Nya.
Dia
juga
menerangkan
tentang
perkembangan
manusia
sampai
mencapai
usia
senja.
Ayat-ayat
terakhir
pada
surat
ini
mengisyaratkan
tentang
hari
kiamat
dan
kekufuran
orang-orang
musyrik
kepadanya.
Kemudian
ditutup
dengan
nasihat
kepada
Rasulullah
untuk
selalu
tetap
dalam
kebenaran
dan
bersabar
atas
apa
yang
menimpanya,
karena
sesungguhnya
janji
Allah
pasti
akan
datang.]]
Alif,
Lâm,
Mîm.
Surat
yang
dimulai
dengan
ayat
ini
bermaksud
untuk
menjelaskan
bahwa
al-Qur'ân
terdiri
atas
huruf-huruf
yang
dapat
diucapkan
oleh
orang-orang
Arab
dengan
mudah
dan
jelas.
Meskipun
demikian,
orang-orang
yang
mengingkarinya
tidak
mampu
mendatangkan
sesuatu
yang
semisalnya.
Di
samping
itu,
huruf-huruf
ini
juga
menggugah
manusia
untuk
mendengarkan
dan
membawa
mereka
untuk
mempercayai
ajaran-ajaran
Nabi
Muhammad
saw
(1).
(1)
Ayat-ayat
1
sampai
4
surat
ini
mengisyaratkan
dua
peristiwa,
yang
pertama
benar-benar
telah
terjadi
dan
kedua
belum
terjadi.
Yang
kedua
ini
berupa
kabar
tentang
hal-hal
gaib
(dan
telah
ditentukan
terjadinya
di
antara
tiga
sampai
tujuh
tahun).
Perincian
peristiwa
pertama
bahwa
orang-orang
Persia
dan
Bezantium
bertikai
satu
sama
lain
dalam
suatu
pertempuran
di
negeri
Syam
pada
masa
Kisra
Abroiz
atau
Kisra
Dua,
Raja
Persia
yang
dikenal
di
kalangan
kaum
Arab
dengan
Kisra
dan
masa
Heraklius
Muda,
Kaisar
Romawi
yang
dikenal
di
kalangan
kaum
Arab
dengan
Heraql.
Pada
tahun
614,
Persia
menguasai
Anthakia,
kota
terbesar
di
bagian
timur
imperium
Romawi.
Kemudian
menguasai
Damaskus
dan
mengepung
kota
Bait
al-Maqdis,
sampai
kemudian
merebutnya,
membakarnya,
merampok
serta
membantai
penduduknya.
Api
melahap
gereja
al-Qiyâmah
dan
para
penyerang
itu
menguasai
Salib
dan
memindahkannya
ke
ibukota
mereka.
Hati
orang-orang
Nasrani
sangat
takut
dengan
bencana
yang
sangat
mengerikan
ini.
Dan
pada
saat
kekalahan
ini
menjadi
sumber
kegembiraan
bagi
orang-orang
musyrik
Mekkah
dan
penyebab
ejekan
mereka
kepada
orang-orang
muslim--karena
orang-orang
Romawi
adalah
Ahl
al-Kitâb
sebagaimana
sahabat-sahabat
Nabi
Muhammad
saw.,
dan
orang-orang
Persia
bukan
Ahl
al-Kitâb
seperti
orang-orang
musyrik--maka
Allah
menurunkan
ayat-ayat
yang
jelas
ini
kepada
Nabi
Muhammad
untuk
memberikan
kabar
gembira
kepada
mereka
dengan
kemenangan
Ahl
al-Kitâb
dan
kegembiraan
mereka,
dan
juga
dengan
kekalahan
orang-orang
musyrik
dan
kesudahan
mereka
yang
buruk
dalam
jangka
waktu
yang
telah
ditentukan
beberapa
tahun
setelahnya.
Perincian
kejadian
kedua
adalah
bahwa
Heraklius,
Kaisar
Romawi
dan
tentaranya
yang
telah
menderita
kekalahan,
belum
merasa
putus
asa
untuk
meraih
kemenangan.
Maka
dari
itu,
ia
segera
mempersiapkan
dirinya
untuk
pertempuran
yang
akan
menghapus
kehinaan
dari
kekalahannya.
Pada
tahun
622
M
(tahun
pertama
Hijriah),
ia
memaksa
Persia
untuk
melakukan
pertempuran
di
Armenia,
dan
kemenangan
ada
di
pihak
Romawi.
Kemenangan
ini
adalah
sebagai
pembukaan
dari
kemenangan-kemenangan
Romawi
selanjutnya
atas
Persia.
Begitulah
kemenangan
Ahl
al-Kitâb
atas
orang-orang
musyrik,
sehingga
terwujudlah
kabar
gembira
yang
dibawa
al-Qur'ân.
Dan
juga
terdapat
kejadian
ketiga
yang
dapat
dipahami
dari
konteks
ayat-ayat
ini
yang
menjadi
pembangkit
rasa
gembira
orang-orang
muslim,
yaitu
kemenangan
mereka
atas
orang-orang
musyrik
Quraisy
pada
Perang
Badar
yang
terjadi
pada
hari
Jumat,
17
Ramadan
tahun
2
Hijriah
atau
tahun
624
Masehi.
]
-
Interprétation de ( Ar-Rum 1 )
[
الم
]
-
الروم 1
Concernant la traduction
Ayah | 3410
Auteur | Muhammad Quraish Shihab et al.
Langue | Indonesian
#93
Interprétation de
( Al-Baqarah 1 )
dans Indonesian par Muhammad Quraish Shihab et al.
- id
[
[[2
~
AL-BAQARAH
(SAPI)
Pendahuluan:
Madaniyyah,
286
ayat
~
Surat
yang
termasuk
dalam
kelompok
Madaniyyah
yang
diturunkan
di
Madinah
setelah
hijrah
ini,
adalah
surat
terpanjang
di
antara
seluruh
surat
al-Qur'ân.
Surat
ini
mulai
memerinci
hal-hal
yang
disebutkan
secara
singkat
dan
global
pada
surat
sebelumnya
(al-Fâtihah).
Pada
surat
ini,
misalnya,
selain
ditegaskan
bahwa
al-Qur'ân
adalah
sumber
petunjuk
kebenaran,
juga
disebut
ihwal
orang-orang
yang
memperoleh
keridaan
Allah
dan
orang-orang
yang
mendapatkan
kemurkaan-Nya,
yaitu
golongan
kafir
dan
munafik.
Setelah
penegasan
bahwa
al-Qur'ân
adalah
kitab
petunjuk
yang
tidak
diragukan
kebenarannya,
pada
surat
ini
mulai
dibicarakan
tiga
kelompok
manusia,
yaitu
kelompok
Mukmin,
kafir
dan
munafik,
seraya
mengajak
umat
manusia
untuk
menyembah
Allah
semata
dengan
memberi
ancaman
bagi
orang
kafir
dan
kabar
gembira
bagi
orang
Mukmin.
Kemudian,
surat
ini
secara
khusus
berbicara
mengenai
Banû
Isrâ'îl
dan
mengajak
mereka
untuk
kembali
kepada
kebenaran.
Mereka
diingatkan
tentang
hari-hari
Allah,
tentang
kejadian-kejadian
yang
menimpa
mereka
ketika
menyertai
Mûsâ
a.
s.,
tentang
Ibrâhîm
dan
Ismâ'îl
a. s.
yang
membangun
Ka'bah.
Di
sela-sela
pembicaraan
mengenai
kisah
Banû
Isrâ'îl
yang
cukup
panjang
hingga
hampir
mencapai
setengah
isi
surat,
seringkali
didapati
ajakan
kepada
orang-orang
Mukmin
untuk
mengambil
pelajaran
dari
apa
yang
telah
menimpa
orang-orang
Yahudi
dan
Nasrani
itu.
Selanjutnya,
pembicaraan
beralih
kepada
Ahl
al-Qur'ân
(orang-orang
Mukmin)
dengan
mengingatkan
kesamaan
antara
umat
Mûsâ
a. s.
dan
umat
Muhammad
saw.
yang
berasal
dari
keturunan
Ibrâhîm
a. s.
Disebut
pula
ihwal
kiblat
dan
sebagainya,
lalu
diutarakan
pula
tentang
tauhid
dan
tanda-tanda
kemahaesaan
Allah,
tentang
syirik,
tentang
makanan
yang
diharamkan
dan
penegasan
bahwa
hanya
Allahlah
yang
berhak
menghalalkan
dan
mengharamkan
sesuatu.
Beberapa
prinsip
kebajikan
juga
dijelaskan
dalam
surat
ini,
seperti
hukum
puasa,
wasiat,
larangan
memakan
harta
secara
tidak
benar,
hukum
kisas,
hukum
perang,
manasik
haji,
larangan
meminum
khamar
dan
berjudi,
hukum
nafkah,
larangan
riba,
hukum
jual
beli
dan
utang
piutang,
hukum
nikah,
talak,
idah,
dan
sebagainya.
Masalah
tauhid,
kenabian
dan
hari
kebangkitan
yang
merupakan
pokok-pokok
akidah,
juga
disebutkan
dalam
surat
ini.
Sebagai
khatimah,
surat
ini
ditutup
dengan
doa
orang-orang
Mukmin
agar
Allah
memberi
pertolongan
dan
kemenangan
kepada
mereka.
Ada
beberapa
kaidah
yang
dapat
dipetik
dari
surat
ini,
antara
lain,
bahwa:
a.
hanya
dengan
mengikuti
jalan
Allah
dan
melaksanakan
ajaran-ajaran
agama-Nya,
umat
manusia
akan
dapat
mencapai
kebahagiaan
dunia
dan
akhirat;
b.
tidak
selayaknya
orang
yang
berakal
mengajak
orang
lain
kepada
kebenaran
dan
kebajikan,
sedangkan
ia
tidak
melakukannya;
c.
wajib
hukumnya
mendahulukan
kebaikan
daripada
kejahatan
dan
membuat
suatu
prioritas
dengan
melakukan
yang
terbaik
dari
yang
baik;
d.
pokok-pokok
ajaran
agama
ada
tiga,
yaitu
beriman
kepada
Allah,
beriman
kepada
hari
kebangkitan
dan
melakukan
amal
salih.
Dan
bahwa
ganjaran
itu
diperoleh
atas
dasar
keimanan
dan
amal
sekaligus;
e.
syarat
keimanan
adalah
tunduk
dan
pasrah
kepada
apa-apa
yang
dibawa
oleh
Rasul;
f.
bahwa
orang-orang
non
Muslim
tidak
akan
merasa
puas
sampai
orang-orang
Islam
mengikuti
agama
mereka;
g.
kekuasaan
yang
benar
dalam
agama,
harus
berada
di
tangan
orang-orang
yang
beriman
dan
orang-orang
yang
berlaku
adil,
bukan
di
tangan
orang-orang
kafir
dan
zalim;
h.
beriman
kepada
agama
Allah
sebagaimana
yang
diturunkan-Nya,
mengarah
kepada
kesatuan
dan
persatuan,
sementara
meninggalkan
petunjuk-Nya
akan
menimbulkan
perselisihan
dan
perpecahan;
i.
perkara-perkara
yang
terpuji
bisa
dicapai
dengan
kesabaran
dan
salat.
Bahwa
taqlîd
(mengikuti
pendapat
orang
lain
tanpa
mengetahui
dasarnya)
adalah
tidak
benar
dan
dapat
menimbulkan
kebodohan
dan
kefanatikan;
j.
Allah
Swt.
menghalalkan
bermacam-macam
makanan
yang
baik
kepada
hamba-Nya
dan
mengharamkan
dalam
jumlah
terbatas
hal-hal
yang
kotor.
Siapa
pun
selain
Allah
tidaklah
berhak
menentukan
haram
halalnya;
k.
sesuatu
yang
diharamkan
dapat
menjadi
halal
bagi
orang
yang
dalam
keadaan
terpaksa,
karena
keadaan
darurat
dapat
menghalalkan
sesuatu
yang
dilarang
dalam
batas-batas
tertentu;
l.
agama
ditegakkan
atas
dasar
kemudahan
dan
menghilangkan
kesulitan.
Allah
tidak
membebani
manusia
sesuatu
di
atas
kemampuannya;
m.
menjerumuskan
diri
sendiri
ke
dalam
kehancuran
haram
hukumnya;
n.
untuk
mencapai
sesuatu
tujuan,
seseorang
harus
menempuh
jalan
yang
akan
mengarah
kepadanya
(hukum
sebab
akibat);
o.
pemaksaan
dalam
beragama
tidak
dibenarkan;
p.
berperang
melawan
musuh
diperintahkan
untuk
membela
diri,
demi
menjamin
kebebasan
beragama
dan
tegaknya
Islam
dalam
masyarakat;
q.
seorang
Muslim
boleh
mengejar
kebahagiaan
di
dunia
sebagaimana
ia
melaksanakan
kewajibannya
demi
kebahagiaan
di
akhirat;
r.
sesungguhnya
sadd
al-dzarâ'i'
(mencegah
perbuatan-perbuatan
yang
mengarah
kepada
perbuatan
haram)
dan
pencapaian
maslahat,
merupakan
maqâshid
syar'iyyah
(tujuan-tujuan
umum
syariat
Islam);
s.
keimanan
dan
kesabaran
merupakan
faktor
penyebab
kemenangan
minoritas
yang
adil
atas
mayoritas
yang
tiran;
t.
memakan
harta
orang
lain
dengan
cara
yang
tidak
dibenarkan
adalah
haram
hukumnya;
u.
ganjaran
seseorang
ditentukan
oleh
amal
perbuatannya
sendiri,
bukan
amal
perbuatan
orang
lain;
v.
Hikmah
al-tasyrî'
(falsafah
hukum
Islam)
dapat
dibuktikan
oleh
akal
sehat,
karena
hukum
Islam
mengandung
kebenaran,
keadilan
dan
maslahat
manusia.]]
Alif,
Lâm,
Mîm.
Allah
Swt.
memulai
dengan
huruf-huruf
eja
ini
untuk
menunjukkan
mukjizat
al-Qur'ân,
karena
al-Qur'ân
disusun
dari
rangkaian
huruf-huruf
eja
yang
digunakan
dalam
bahasa
bangsa
Arab
sendiri.
Meskipun
demikian,
mereka
tidak
pernah
mampu
untuk
membuat
rangkaian
huruf-huruf
itu
menjadi
seperti
al-Qur'ân.
Huruf-huruf
itu
gunanya
untuk
menarik
perhatian
pendengarnya
karena
mengandung
bunyi
yang
berirama.
]
-
Interprétation de ( Al-Baqarah 1 )
[
الم
]
-
البقرة 1
Concernant la traduction
Ayah | 8
Auteur | Muhammad Quraish Shihab et al.
Langue | Indonesian
«
1
..
7
8
9
10
×
F.A.Q.
Voir
ce lien
.
×
Aide
Recherche dans un verset quranique
Recherche exacte
رب
فأسقيناكموه
Recherche de phrase
"رب العالمين"
"رسول الله"
Relations logiques
الصلاة + الزكاة
سميع | بصير
Caractères génériques
*نبي*
نعم؟
Champs
سورة:يس
سجدة:نعم
Intervalles
رقم_السورة:[1 الى 5] + الله
Vocalisation partielle
آية_:'مَن'
آية_:'المَلكُ'
Propriétés du mot
{قول،اسم}
{ملك،فعل}
Dérivations
>>ملك
>ملك
Translitération de Buckwalter
qawol
Allah
Recherche dans les traductions
Recherche exacte
god
time
Recherche de phrase
"the Lord Of The Creation"
"seven heavens"
Relations logiques
prayer AND charity
prayer OR charity
Caractères génériques
pray*
produc?
Champs
lang:fr
author:Shakir