പ്രവര്‍ത്തനസമയം (0.01249 നിമിഷങ്ങള്‍)
#416

-ന്റെ വിശദീകരണം ( An-Nisa' 46 ) ഉള്ളില്‍ Indonesian എന്ന് Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ Di antara orang-orang Yahudi ada sekelompok orang yang cenderung mengubah-ubah perkataan dari makna sebenarnya. Mereka berkata kepada Nabi mengenai diri mereka, "Kami mendengar ucapan dan kami melanggar perintah." Mereka juga berkata, "Dengarlah ucapan kami," dengan mengarahkan pembicaraan kepadamu. Mereka mengatakan pula, "Isma' ghayra musma'" (dengarlah, semoga kamu tidak mendengar apa-apa). Ungkapan ini dibuat begitu rupa sehingga seolah-olah mereka mengharapkan kebaikan kepada Nabi Muhammad saw. Padahal, sebenarnya, keburukanlah yang mereka harapkan menimpa Nabi. Mereka pun mengucapkan "Râ'inâ" (sudilah kiranya kamu memperhatikan kami) dengan cara memutar-mutar lidah. Mereka, dengan cara seperti itu, menginginkan orang lain menganggap maksudnya "undzurnâ" ("sudilah kiranya kamu memperhatikan kami") karena dengan memutar-mutar lidah ketika menyebut "râ'inâ", seolah- olah mereka memang meminta agar diperhatikan. Padahal, sebenarnya, mereka tengah mencela agama dengan mencela Nabi saw., pembawa risalah, sebagai orang yang bodoh ("ru'ûnah": bentuk nomina abstrak [mashdar] dari verba [fi'l] ra'ana yang berarti 'kebodohan'). Jika saja mereka mau bersikap jujur dengan mengatakan "Sami'nâ wa atha'nâ" (kami dengar dan kami taati) sebagai pengganti tambahan "Sami'nâ wa 'ashaynâ" (kami dengar dan kami langgar), dan mengatakan "Isma'" tanpa tambahan "ghayr musma'", serta mengganti ucapan "Râ'inâ" dengan "unzhurnâ", tentulah itu lebih baik dan lebih bijaksana bagi mereka. Akan tetapi begitulah kenyataannya, Allah menjauhkan mereka dari rahmat-Nya disebabkan oleh kemungkaran yang mereka lakukan. Dan kamu tidak mendapatkan mereka itu sebagai orang-orang yang memenuhi ajakanmu untuk beriman, kecuali sedikit saja. ] - -ന്റെ വിശദീകരണം ( An-Nisa' 46 )

[ مِنَ الَّذِينَ هَادُوا يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَيَقُولُونَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ وَرَاعِنَا لَيًّا بِأَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْنًا فِي الدِّينِ وَلَوْ أَنَّهُمْ قَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاسْمَعْ وَانْظُرْنَا لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَأَقْوَمَ وَلَكِنْ لَعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا ] - النساء 46

#417

-ന്റെ വിശദീകരണം ( Al-Baqarah 164 ) ഉള്ളില്‍ Indonesian എന്ന് Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ Allah telah menjadikan bukti-bukti sebagai pertanda wujud dan ketuhanan-Nya bagi mereka yang mau mempergunakan akalnya untuk berpikir. Di antara bukti itu adalah langit yang tampak olehmu, bintang- bintang yang beredar padanya secara teratur, tidak saling mendahului dan bertabrakan, yang sebagian memancarkan cahaya bagi alam ini. Bumi yang terdiri atas laut dan daratan, silih bergantinya siang dan malam serta manfaat yang terkandung di dalamnya. Kapal-kapal mengarungi samudera, mengangkut manusia dan kekayaan. Siapa yang membuatnya berlayar selain Allah? Dia mengirimkan angin, menerbangkan awan, mencurahkan hujan, menghidupkan binatang, menyiram bumi dan menumbuhkan tanaman. Dia mendatangkan angin dari tempat berhembus yang berbeda-beda, menjaring awan yang tergantung di antara langit dan bumi. Apakah hukum yang sedemikian teratur dan teliti itu ada dengan sendirinya ataukah diciptakan oleh Zat Yang Mahatahu lagi Mahakuasa?(1) {(1) Ayat tersebut di atas telah terlebih dahulu mengisyaratkan fakta ilmiah yang belakangan baru terungkap oleh ilmu pengetahuan modern, bahwa alam semesta ini sarat oleh benda-benda langit. Ayat di atas berisi perintah untuk mengamati fakta-fakta ilmiah yang ada di jagat ini, termasuk di dalamnya penciptaan berjuta gugusan bintang yang jaraknya sangat berjauhan satu sama lain, planet-planet yang ada di dalamnya serta hukum Allah yang mengatur semuanya. Juga perputaran (rotasi) bumi pada porosnya yang melahirkan siang dan malam. Kemudian ayat di atas menyinggung sarana transportasi laut, lalu mengarahkan perhatian pada proses terjadinya hujan dalam siklus yang berulang-ulang, bermula dari air laut yang menguap berkumpul menjadi awan, menebal, menjadi dingin dan akhirnya turun sebagai hujan yang merupakan sumber kehidupan di bumi. Juga disinggung pula tentang angin dan perputarannya. Dengan penjelasan-penjelasan semacam itu semestinya orang yang benar-benar mengamati akan bisa meraba adanya kekuasaan Allah di balik itu semua. } ] - -ന്റെ വിശദീകരണം ( Al-Baqarah 164 )

[ إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ ] - البقرة 164

#418

-ന്റെ വിശദീകരണം ( Al-Mujadila 1 ) ഉള്ളില്‍ Indonesian എന്ന് Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[58 ~ AL-MUJADILAH (WANITA YANG MENGGUGAT) Pendahuluan: Madaniyyah, 22 ayat ~ Surat ini diawali dengan pembicaraan tentang wanita yang dijatuhi sumpah zihar oleh suaminya berikut keterangan mengenai hukumnya. Pada ayat-ayat berikutnya, Allah kemudian menyalahkan orang-orang yang memusuhi agama-Nya lalu memperingatkan mereka untuk tidak mengadakan pembicaraan rahasia dalam masalah dosa dan permusuhan. Setelah itu Allah mengajarkan suatu etika--berkenaan dengan pembicaraan rahasia--kepada orang-orang Mukmin, baik di antara sesama mereka ataupun antara mereka dengan Rasulullah saw. Setelah itu dalam surat ini Allah juga menyalahkan orang-orang munafik yang menjadikan orang-orang kafir sebagai teman. Mereka itu, menurut Allah, adalah anggota kelompok setan (hizb al-syaithân) yang pasti kalah. Surat ini ditutup dengan gambaran menyeluruh mengenai sifat-sifat yang harus dimiliki oleh orang Mukmin seperti, di antaranya, lebih mengutamakan restu Allah dan rasul-Nya daripada restu orang lain meskipun mereka adalah bapak, anak, saudara, atau kerabat dekat mereka. Allah menggambarkan bahwa mereka adalah anggota golongan Allah (hizb Allâh) yang pasti menang.]] Allah benar-benar telah mendengar wanita yang mendebatmu tentang hal ihwal suaminya yang menjatuhkan sumpah zihar kepadanya dan mengeluhkannya kepada Allah. Allah mendengar perkataan yang kalian berdua perdebatkan. Pendengaran-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu yang mungkin didengar dan penglihatan-Nya meliputi segala sesuatu yang mungkin terlihat. (1) (1) Latar belakang turunnya ayat ini adalah sebuah kasus yang mengisahkan bahwa Aws ibn al-Shâmit suatu ketika memarahi istrinya, Khawlah bint Tsa'labah. Kepada sang istri, Aws berkata, "Bagiku, punggungmu seperti punggung ibuku." Pada zaman jahiliah, ungkapan seperti itu mengandung makna majas (metaforis) yang berarti bahwa istri tidak lagi halal untuk digauli. Khawlah mengadukan hal itu kepada Rasulullah saw. yang kemudian menanggapinya dengan bersabda, "Aku tidak mendapat perintah apa-apa mengenai persoalanmu itu. Menurutku kamu telah haram untuk digauli suamimu." Khawlah pun mendebat Rasulullah dan mengadukan perkaranya kepada Allah karena didorong oleh rasa takut berpisah dengan suami dan takut kehilangan anak. Kemudian turunlah ayat ini bersama tiga ayat berikutnya. ] - -ന്റെ വിശദീകരണം ( Al-Mujadila 1 )

[ قَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّتِي تُجَادِلُكَ فِي زَوْجِهَا وَتَشْتَكِي إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ يَسْمَعُ تَحَاوُرَكُمَا إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ ] - المجادلة 1

#419

-ന്റെ വിശദീകരണം ( Al-Ma'idah 6 ) ഉള്ളില്‍ Indonesian എന്ന് Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak melaksanakan salat, sedang kalian belum berwudu, maka berwudulah dengan membasuh muka dan tangan sampai sikunya. Lalu usaplah kepala--seluruhnya atau sebagian--dan basuhlah kaki sampai dengan kedua matanya. Apabila hendak melaksanakan salat, dan kalian dalam keadaan junub karena menggauli istri, maka mandilah dengan membasuh seluruh badan. Jika kalian menderita sakit yang tidak memungkinkan penggunaan air, atau dalam perjalanan yang tidak memungkinkan kalian mendapatkan air, atau ketika kalian selesai buang air, atau menggauli istri(1) lalu kalian tidak mendapatkan air, maka bertayamumlah dengan debu yang suci. Usaplah muka dan tangan kalian dengan debu itu. Sesungguhnya Allah tidak bermaksud menyulitkan kalian pada semua perintah-Nya. Allah menetapkan ketentuan itu semua dengan maksud untuk membersihkan kalian secara lahir dan batin, dan menyempurnakan nikmat-Nya dengan memberi petunjuk dan kemudahan kepada kalian, agar kalian bersyukur atas petunjuk dan hidayah-Nya dengan selalu menaati-Nya. (2). (1) bagian besar ahli tafsir mengartikan kata "lâmastum" dalam ayat ini dengan 'menyentuh'. Ada juga yang mengartikannya dengan 'menggauli'. Perbedaan penafsiran ini mempunyai konsekuensi hukum masing-masing. Jika kata "lâmastum" diartikan 'menyentuh', maka wudu seseorang menjadi batal dengan sekadar sentuhan. Tetapi jika diartikan 'menggauli', wudu seseorang tidak batal hanya karena menyentuh wanita. (2) rsuci (thahârah) dalam Islam mengandung dua pengertian. Pertama, mengarahkan hati kepada Allah dengan penuh persiapan agar dapat menghadap Allah dengan jiwa bersih dan ikhlas. Kedua, bersuci secara lahiriah dengan melakukan wudu, yaitu membersihkan sebagian anggota badan dari kotoran. Bersuci dalam pengertian kedua ini kadang-kadang terulang sampai lima kali dalam sehari. Dapat pula dengan cara mandi setelah mengadakan hubungan suami istri, atau setelah bersuci dari haid dan nifas. Wudu dan mandi ini mempunyai manfaat yang besar, yaitu membersihkan dan menjaga tubuh dari kotoran dan debu yang membawa bibit penyakit, melancarkan peredaran darah dan mengurangi ketegangan otot-otot. Oleh karena itu, Rasulullah saw. bersabda, "Kalau kamu [sedang] marah, berwudulah." Sedangkan tayamum mengandung makna bersuci dalam pengertian pertama, yaitu mengarahkan hati kepada Allah dengan penuh persiapan, agar dapat mengahadap Allah dengan jiwa bersih dan ikhlas. ] - -ന്റെ വിശദീകരണം ( Al-Ma'idah 6 )

[ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ] - المائدة 6

#420

-ന്റെ വിശദീകരണം ( Al-A'raf 1 ) ഉള്ളില്‍ Indonesian എന്ന് Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[7 ~ AL-A'RAF (TEMPAT TERTINGGI ANTARA SURGA DAN NERAKA)(1) Pendahuluan: Makkiyyah, 206 ayat ~ Surat yang berisi 206 ayat ini termasuk kelompok surat Makkiyyah yang diturunkan di Mekkah, kecuali ayat 163 sampai ayat 170 yang diturunkan di Madinah. Permulaan surat ini merupakan kelanjutan dari bagian akhir surat al-An'âm. Setelah pada bagian akhir surat al-An'âm itu dibicarakan tentang hewan ternak, awal surat al-A'râf mengandung kisah awal mula penciptaan manusia. Diceritakan, misalnya, kisah penciptaan Adam dan Hawâ', kisah keluarnya mereka dari dalam surga akibat godaan setan, keterangan lebih lanjut mengenai godaan setan yang terus menerus kepada manusia dalam pakaian dan makanan. Seperti surat-surat yang lain, surat ini pun menyinggung perintah mengamati dan menghayati sistem yang begitu teratur di dalam langit dan bumi. Selain itu, surat al-A'râf mengandung beberapa kisah. Di antaranya kisah Nabi Nûh, Nabi Hûd dengan pengikutnya, kaum 'Ad, Nabi Shâlih dengan kaum Tsamûd yang terkenal kuat dan memiliki kekayaan, Nabi Lûth dengan kaumnya dan tindakan makar yang mereka lakukan dan Nabi Syu'ayb dengan penduduk Madyan. Juga kisah-kisah nyata yang mengandung nasihat dan pelajaran. Setelah itu dalam surat ini Allah mengisahkan cerita Nabi Mûsâ a. s. dan Fir'aun. Sebagai penutup, surat ini menggambarkan nasib orang yang telah mendapat petunjuk kemudian terlepas lagi akibat godaan setan yang semestinya tidak terjadi. Di samping itu, juga ajakan mengikuti ajaran Nabi Muhammad saw. yang benar. (1) Al-A'râf adalah pembatas antara surga dan neraka yang mempunyai pintu. Kata a'râf adalah bentuk jamak dari 'urf yang berarti 'sesuatu yang tinggi' atau 'sesuatu yang terhormat'. Dinamakan demikian, karena pembatas antara surga dan neraka itu sangat tinggi.]] Alif, Lâm, Mîm, Shâd, adalah huruf-huruf fonemis yang disebut di awal beberapa surat Makkiyyah untuk mengingatkan orang-orang musyrik bahwa al-Qur'ân terdiri atas huruf yang sama dengan fonem yang mereka bunyikan. Meskipun begitu, mereka tidak mampu mendatangkan sesuatu yang sama dengan al-Qur'ân. Selain itu, huruf ini mengajak mereka untuk mendengarkannya, meskipun mereka saling menasihati agar tidak mendengarkan. ] - -ന്റെ വിശദീകരണം ( Al-A'raf 1 )

[ المص ] - الأعراف 1

#411

-ന്റെ വിശദീകരണം ( Muhammad 5 ) ഉള്ളില്‍ Indonesian എന്ന് Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ Apabila kalian bertemu dengan orang-orang kafir di medan perang, pancunglah batang leher mereka. Apabila kalian berhasil melemahkan dan mengalahkan mereka dengan banyak membunuh pasukan mereka, tawanlah mereka. Sesudah perang, kalian boleh membebaskan mereka tanpa tebusan apapun atau meminta harta atau tawanan kaum Muslimin sebagai tebusan. Hendaknya seperti itulah sikap kalian terhadap orang-orang kafir sampai perang berakhir. Begitulah ketentuan Allah yang berlaku untuk mereka. Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia akan memenangkan kaum Muslimin tanpa melalui perang. Tetapi, karena Allah ingin menguji orang-orang Mukmin melalui orang-orang kafir, Dia menetapkan jihad. Orang-orang yang terbunuh di jalan Allah, amal perbuatannya tidak akan disia-siakan oleh Allah. (1) Mereka akan diberi petunjuk, keadaan mereka akan diperbaiki, dan mereka akan dimasukkan ke dalam surga yang telah diperkenalkan kepada mereka. (1) Dalam ayat yang berbicara mengenai perintah membunuh ini digunakan kata riqâb yang berarti 'batang leher', karena cara membunuh yang paling cepat dan tidak menyakitkan adalah dengan memenggal leher. Secara ilmiah telah terbukti bahwa leher merupakan jaringan penghubung antara kepala dan seluruh organ tubuh. Maka, apabila jaringan urat saraf manusia terputus, semua fungsi utama organ tubuh akan melemah. Dan apabila jaringan urat nadi telah putus, maka darah akan berhenti dan tidak dapat memberi makan ke otak. Begitu pula, apabila saluran pernapasan telah putus, maka manusia tidak lagi dapat bernapas. Dalam kondisi seperti ini manusia akan cepat mati. ] - -ന്റെ വിശദീകരണം ( Muhammad 5 )

[ سَيَهْدِيهِمْ وَيُصْلِحُ بَالَهُمْ ] - محمد 5

#412

-ന്റെ വിശദീകരണം ( Muhammad 4 ) ഉള്ളില്‍ Indonesian എന്ന് Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ Apabila kalian bertemu dengan orang-orang kafir di medan perang, pancunglah batang leher mereka. Apabila kalian berhasil melemahkan dan mengalahkan mereka dengan banyak membunuh pasukan mereka, tawanlah mereka. Sesudah perang, kalian boleh membebaskan mereka tanpa tebusan apapun atau meminta harta atau tawanan kaum Muslimin sebagai tebusan. Hendaknya seperti itulah sikap kalian terhadap orang-orang kafir sampai perang berakhir. Begitulah ketentuan Allah yang berlaku untuk mereka. Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia akan memenangkan kaum Muslimin tanpa melalui perang. Tetapi, karena Allah ingin menguji orang-orang Mukmin melalui orang-orang kafir, Dia menetapkan jihad. Orang-orang yang terbunuh di jalan Allah, amal perbuatannya tidak akan disia-siakan oleh Allah. (1) Mereka akan diberi petunjuk, keadaan mereka akan diperbaiki, dan mereka akan dimasukkan ke dalam surga yang telah diperkenalkan kepada mereka. (1) Dalam ayat yang berbicara mengenai perintah membunuh ini digunakan kata riqâb yang berarti 'batang leher', karena cara membunuh yang paling cepat dan tidak menyakitkan adalah dengan memenggal leher. Secara ilmiah telah terbukti bahwa leher merupakan jaringan penghubung antara kepala dan seluruh organ tubuh. Maka, apabila jaringan urat saraf manusia terputus, semua fungsi utama organ tubuh akan melemah. Dan apabila jaringan urat nadi telah putus, maka darah akan berhenti dan tidak dapat memberi makan ke otak. Begitu pula, apabila saluran pernapasan telah putus, maka manusia tidak lagi dapat bernapas. Dalam kondisi seperti ini manusia akan cepat mati. ] - -ന്റെ വിശദീകരണം ( Muhammad 4 )

[ فَإِذَا لَقِيتُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا فَضَرْبَ الرِّقَابِ حَتَّى إِذَا أَثْخَنْتُمُوهُمْ فَشُدُّوا الْوَثَاقَ فَإِمَّا مَنًّا بَعْدُ وَإِمَّا فِدَاءً حَتَّى تَضَعَ الْحَرْبُ أَوْزَارَهَا ذَلِكَ وَلَوْ يَشَاءُ اللَّهُ لَانْتَصَرَ مِنْهُمْ وَلَكِنْ لِيَبْلُوَ بَعْضَكُمْ بِبَعْضٍ وَالَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَلَنْ يُضِلَّ أَعْمَالَهُمْ ] - محمد 4

#413

-ന്റെ വിശദീകരണം ( Al-Ghashiya 1 ) ഉള്ളില്‍ Indonesian എന്ന് Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[88 ~ AL-GHASYIYAH (HARI PEMBALASAN) Pendahuluan: Makkiyyah, 26 ayat ~ Surat ini diawali dengan gaya bahasa yang memancing kita untuk mengetahui peristiwa apa yang akan terjadi di hari kiamat. Disebutkan, misalnya, bahwa manusia pada hari itu terbagi menjadi dua golongan. Pertama, mereka yang tidak menyambut kedatangan hari itu dengan penghormatan, kemudian mereka masuk ke dalam neraka jahanam yang sangat panas. Dan, kedua, mereka yang menyambut hari itu dengan rasa gembira dengan rahmat dan perkenan Tuhan yang disediakan untuk mereka. Kemudian pembicaraan diarahkan kepada pemaparan bukti-bukti yang jelas akan kekuasaan Allah untuk membangkitkan kembali manusia, yang diambil dari hal-hal yang mereka saksikan dengan mata kepala mereka sendiri dan mereka ambil manfaatnya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Setelah menyebutkan bukti-bukti ini, surat ini beralih memerintah Rasulullah untuk memberi peringatan, karena hal itu merupakan misi utamanya. Perintah kepada Rasulullah untuk memberi peringatan ini disertai dengan keterangan bahwa dirinya tidak mempunyai kekuasaan apa-apa sehingga dapat memaksa mereka untuk beriman. Diikuti pula dengan keterangan bahwa orang yang menolak untuk beriman dan tetap bersikap kafir setelah peringatan ini pasti akan mendapat balasan dan siksaan yang amat besar dari Allah saat ia kembali kepada-Nya kelak setelah ia mati. Sebab, mereka semua akan kembali kepada-Nya dan akan diperhitungkan oleh-Nya.]] Wahai Muhammad, apakah berita tentang hari kiamat dengan kedahsyatannya yang membuat manusia tidak sadarkan diri itu telah sampai kepadamu? ] - -ന്റെ വിശദീകരണം ( Al-Ghashiya 1 )

[ هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ ] - الغاشية 1

#414

-ന്റെ വിശദീകരണം ( Al-Jumua 1 ) ഉള്ളില്‍ Indonesian എന്ന് Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[62 ~ AL-JUMU'AH (HARI JUMAT) Pendahuluan: Madaniyyah, 11 ayat ~ Surat ini diawali dengan berita bahwa semua sesuatu yang ada di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah Swt. Dia telah memberikan nikmat besar kepada bangsa Arab yang tidak tahu baca- tulis berupa kedatangan seorang rasul dari kalangan mereka sendiri yang menyucikan mereka dan mengajarkan kitab dan hikmah kepada mereka. Nikmat tersebut adalah karunia Allah yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Dalam surat ini, Allah mengecam sikap orang-orang Yahudi yang tidak mengamalkan Tawrât padahal mereka mengetahui isinya. Allah membantah pernyataan bahwa hanya merekalah, bukan yang lain, yang menjadi penolong-penolong Allah. Allah menantang mereka untuk mengharapkan kematian jika memang mereka benar. Surat in ditutup dengan perintah kepada orang-orang Mukmin agar bersegera melakukan salat Jumat apabila telah mendengar azan. Dijelaskan, hendaknya saat itu mereka juga tidak melakukan jual beli. Apabila telah selesai salat, mereka boleh menyebar di muka bumi dan mencari karunia Allah. Allah menolak sikap mereka yang disibukkan oleh urusan dagang dan permainan sehingga tidak mendengar khutbah. Pada again akhir dijelaskan bahwa Allah akan menjamin rezeki mereka. Sebab, Dialah sebaik-baik pemberi rezeki.]] Segala yang di langit dan di bumi selalu bertasbih dan mensucikan Allah dari hal-hal yang tidak pantas bagi-Nya, Tuhan pemilik segala sesuatu yang melakukan apa saja tanpa pesaing, Yang benar-benar tersucikan dari segala kekurangan, Yang Maha Perkasa atas segala sesuatu lagi Mahabijaksana. ] - -ന്റെ വിശദീകരണം ( Al-Jumua 1 )

[ يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ ] - الجمعة 1

#415

-ന്റെ വിശദീകരണം ( An-Nisa' 11 ) ഉള്ളില്‍ Indonesian എന്ന് Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ Allah memerintahkan kalian, dalam urusan warisan anak-anak dan kedua orangtua kalian bila kalian meninggal dunia, untuk melakukan sesuatu yang bisa mewujudkan keadilan dan perbaikan. Apabila anak yang ditinggalkan terdiri atas laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang anak laki-laki dua kali bagian anak perempuan. Apabila semua anaknya perempuan, dan lebih dari dua orang, maka mereka mendapat dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Secara tersirat, ayat ini bisa dipahami bahwa bila jumlah anak perempuan itu hanya dua orang, bagian mereka sama dengan bila mereka berjumlah lebih dari dua orang. Jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separuh harta yang ditinggalkan. Apabila si mayit meninggalkan bapak dan ibu, maka bagian masing-masing seperenam, jika ia mempunyai anak, laki- laki atau perempuan. Tetapi bila ia tidak mempunyai anak, dan yang mewarisi hanya ibu dan bapak saja, maka bagian ibu adalah sepertiga dan sisanya menjadi bagian bapak. Jika mayit itu mempunyai saudara, maka ibunya menerima seperenam, dan sisanya menjadi bagian bapak, tanpa ada bagian untuk saudara- saudaranya. Bagian-bagian ini diberikan kepada yang berhak setelah dibayar utang-utangnya dan telah dilaksanakan apa yang diwasiatkan, selama dalam batasan syariat. Inilah hukum Allah yang adil dan mengandung kebijaksanaan. Kalian tidak mengetahui siapa di antara bapak dan anak kalian yang lebih banyak manfaatnya bagi kalian. Sesungguhnya kebaikan ada pada perintah Allah. Allah Maha Mengetahui maslahat kalian dan Mahabijaksana pada apa-apa yang diwajibkan kepada kalian. ] - -ന്റെ വിശദീകരണം ( An-Nisa' 11 )

[ يُوصِيكُمُ اللَّهُ فِي أَوْلَادِكُمْ لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْأُنْثَيَيْنِ فَإِنْ كُنَّ نِسَاءً فَوْقَ اثْنَتَيْنِ فَلَهُنَّ ثُلُثَا مَا تَرَكَ وَإِنْ كَانَتْ وَاحِدَةً فَلَهَا النِّصْفُ وَلِأَبَوَيْهِ لِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا السُّدُسُ مِمَّا تَرَكَ إِنْ كَانَ لَهُ وَلَدٌ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ وَلَدٌ وَوَرِثَهُ أَبَوَاهُ فَلِأُمِّهِ الثُّلُثُ فَإِنْ كَانَ لَهُ إِخْوَةٌ فَلِأُمِّهِ السُّدُسُ مِنْ بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُوصِي بِهَا أَوْ دَيْنٍ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ لَا تَدْرُونَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ لَكُمْ نَفْعًا فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا ] - النساء 11