Runtime (0.00463 seconds)
#32

Interpretation of ( Al-Waqi'a 5 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[56 ~ AL-WAQI'AH (HARI KIAMAT) Pendahuluan: Makkiyyah, 96 ayat ~ Surat ini diawali dengan penjelasan tentang terjadinya hari kiamat dan peristiwa- peristiwa yang terjadi pada hari itu yang dilanjutkan dengan penjelasan bahwa manusia, pada hari itu, terbagi ke dalam tiga golongan. Diikuti, kemudian, dengan penjelasan rinci tentang kenikmatan dan siksan yang sesuai dengan kadar kesalehan dan kekafiran masing-masing golongan. Ayat-ayat selanjutnya memaparkan beberapa bentuk karunia Allah, wujud nyata kemahakuasaan-Nya yang ada pada ciptaan-Nya seperti tanaman, air dan neraka, sehingga menjadikan-Nya pantas untuk dipuji dan disucikan. Ayat-ayat dalam surat ini juga bersumpah atas kedudukan al-Qur'ân yang harus disucikan dan mencela sikap orang-orang kafir yang mendustakannya. Padahal seharusnya mereka bersyukur. Setelah itu, surat ini membicarakan secara global tiga golongan yang telah disebut secara rinci di muka beserta kenikmatan dan siksaan yang berhak diterima oleh masing-masing. Surat ini ditutup dengan penegasan bahwa apa yang ada dalam surat ini merupakan keyakinan yang jelas dan kebenaran yang tetap sehingga Allah pantas untuk disucikan.]] Apabila hari kiamat terjadi, tidak seorang pun dapat mendustakan kejadiannya. Kiamat itu merendahkan orang-orang yang sengsara dan meninggikan orang-orang yang bahagia. (1) Ayat ini menjelaskan betapa dahsatnya bencana yang menimpa alam ini pada hari kiamat. Di antaranya adalah bencana alam yang berdampak pada bumi dan lapisan-lapisannya. Bumi yang kita huni ini pada hakikatnya tidak tetap dan seimbang. Bumi terdiri atas lapisan-lapisan batu yang bertumpuk-tumpuk dan tidak teratur. Terkadang lapisannya tidak sama dengan sebelahnya sehingga membentuk apa yang disebut dengan rongga geologi di banyak tempat. Rongga-rongga inilah yang sejak dahulu, bahkan sampai sekarang, menjadi pusat terjadinya gempa berskala besar. Itu dimungkinkan karena rongga-rongga itu berada di bawah pengaruh daya tarik-menarik yang sangat kuat yang terjadi saat lapisan-lapisan tanah itu terbelah. Maka, apabila kekuatan ini tidak seimbang akibat pengaruh faktor-faktor eksternal lainnya, akan terjadi hentakan yang sangat kuat mengakibatkan goncangan bumi yang dapat menghancurkan permukaan bumi terdekat dari pusat gempa. Penafsiran ayat ini melalui pendekatan sains tidak jauh dari sudut pandang agama. Sebab, mungkin saja Allah menciptakan hukum alam yang demikian banyak dan beragam itu meyatu pada suatu hukum yang tidak pernah kita ketahui sebelumnya. Dengan begitu, reaksinya yang dahsyat akan merupakan penyebab langsung bagi hancurnya dunia. Dari situ, penafsiran ayat ini dengan menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan berjalan seirama dengan ayat-ayat yang mengingatkan betapa besarnya bencana yang akan terjadi itu. Semuanya akan terjadi bila Allah berkehendak memusnahkan. ] - Interpretation of ( Al-Waqi'a 5 )

[ وَبُسَّتِ الْجِبَالُ بَسًّا ] - الواقعة 5

#33

Interpretation of ( Al-Waqi'a 4 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[56 ~ AL-WAQI'AH (HARI KIAMAT) Pendahuluan: Makkiyyah, 96 ayat ~ Surat ini diawali dengan penjelasan tentang terjadinya hari kiamat dan peristiwa- peristiwa yang terjadi pada hari itu yang dilanjutkan dengan penjelasan bahwa manusia, pada hari itu, terbagi ke dalam tiga golongan. Diikuti, kemudian, dengan penjelasan rinci tentang kenikmatan dan siksan yang sesuai dengan kadar kesalehan dan kekafiran masing-masing golongan. Ayat-ayat selanjutnya memaparkan beberapa bentuk karunia Allah, wujud nyata kemahakuasaan-Nya yang ada pada ciptaan-Nya seperti tanaman, air dan neraka, sehingga menjadikan-Nya pantas untuk dipuji dan disucikan. Ayat-ayat dalam surat ini juga bersumpah atas kedudukan al-Qur'ân yang harus disucikan dan mencela sikap orang-orang kafir yang mendustakannya. Padahal seharusnya mereka bersyukur. Setelah itu, surat ini membicarakan secara global tiga golongan yang telah disebut secara rinci di muka beserta kenikmatan dan siksaan yang berhak diterima oleh masing-masing. Surat ini ditutup dengan penegasan bahwa apa yang ada dalam surat ini merupakan keyakinan yang jelas dan kebenaran yang tetap sehingga Allah pantas untuk disucikan.]] Apabila hari kiamat terjadi, tidak seorang pun dapat mendustakan kejadiannya. Kiamat itu merendahkan orang-orang yang sengsara dan meninggikan orang-orang yang bahagia. (1) Ayat ini menjelaskan betapa dahsatnya bencana yang menimpa alam ini pada hari kiamat. Di antaranya adalah bencana alam yang berdampak pada bumi dan lapisan-lapisannya. Bumi yang kita huni ini pada hakikatnya tidak tetap dan seimbang. Bumi terdiri atas lapisan-lapisan batu yang bertumpuk-tumpuk dan tidak teratur. Terkadang lapisannya tidak sama dengan sebelahnya sehingga membentuk apa yang disebut dengan rongga geologi di banyak tempat. Rongga-rongga inilah yang sejak dahulu, bahkan sampai sekarang, menjadi pusat terjadinya gempa berskala besar. Itu dimungkinkan karena rongga-rongga itu berada di bawah pengaruh daya tarik-menarik yang sangat kuat yang terjadi saat lapisan-lapisan tanah itu terbelah. Maka, apabila kekuatan ini tidak seimbang akibat pengaruh faktor-faktor eksternal lainnya, akan terjadi hentakan yang sangat kuat mengakibatkan goncangan bumi yang dapat menghancurkan permukaan bumi terdekat dari pusat gempa. Penafsiran ayat ini melalui pendekatan sains tidak jauh dari sudut pandang agama. Sebab, mungkin saja Allah menciptakan hukum alam yang demikian banyak dan beragam itu meyatu pada suatu hukum yang tidak pernah kita ketahui sebelumnya. Dengan begitu, reaksinya yang dahsyat akan merupakan penyebab langsung bagi hancurnya dunia. Dari situ, penafsiran ayat ini dengan menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan berjalan seirama dengan ayat-ayat yang mengingatkan betapa besarnya bencana yang akan terjadi itu. Semuanya akan terjadi bila Allah berkehendak memusnahkan. ] - Interpretation of ( Al-Waqi'a 4 )

[ إِذَا رُجَّتِ الْأَرْضُ رَجًّا ] - الواقعة 4

#34

Interpretation of ( Al-Waqi'a 3 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[56 ~ AL-WAQI'AH (HARI KIAMAT) Pendahuluan: Makkiyyah, 96 ayat ~ Surat ini diawali dengan penjelasan tentang terjadinya hari kiamat dan peristiwa- peristiwa yang terjadi pada hari itu yang dilanjutkan dengan penjelasan bahwa manusia, pada hari itu, terbagi ke dalam tiga golongan. Diikuti, kemudian, dengan penjelasan rinci tentang kenikmatan dan siksan yang sesuai dengan kadar kesalehan dan kekafiran masing-masing golongan. Ayat-ayat selanjutnya memaparkan beberapa bentuk karunia Allah, wujud nyata kemahakuasaan-Nya yang ada pada ciptaan-Nya seperti tanaman, air dan neraka, sehingga menjadikan-Nya pantas untuk dipuji dan disucikan. Ayat-ayat dalam surat ini juga bersumpah atas kedudukan al-Qur'ân yang harus disucikan dan mencela sikap orang-orang kafir yang mendustakannya. Padahal seharusnya mereka bersyukur. Setelah itu, surat ini membicarakan secara global tiga golongan yang telah disebut secara rinci di muka beserta kenikmatan dan siksaan yang berhak diterima oleh masing-masing. Surat ini ditutup dengan penegasan bahwa apa yang ada dalam surat ini merupakan keyakinan yang jelas dan kebenaran yang tetap sehingga Allah pantas untuk disucikan.]] Apabila hari kiamat terjadi, tidak seorang pun dapat mendustakan kejadiannya. Kiamat itu merendahkan orang-orang yang sengsara dan meninggikan orang-orang yang bahagia. (1) Ayat ini menjelaskan betapa dahsatnya bencana yang menimpa alam ini pada hari kiamat. Di antaranya adalah bencana alam yang berdampak pada bumi dan lapisan-lapisannya. Bumi yang kita huni ini pada hakikatnya tidak tetap dan seimbang. Bumi terdiri atas lapisan-lapisan batu yang bertumpuk-tumpuk dan tidak teratur. Terkadang lapisannya tidak sama dengan sebelahnya sehingga membentuk apa yang disebut dengan rongga geologi di banyak tempat. Rongga-rongga inilah yang sejak dahulu, bahkan sampai sekarang, menjadi pusat terjadinya gempa berskala besar. Itu dimungkinkan karena rongga-rongga itu berada di bawah pengaruh daya tarik-menarik yang sangat kuat yang terjadi saat lapisan-lapisan tanah itu terbelah. Maka, apabila kekuatan ini tidak seimbang akibat pengaruh faktor-faktor eksternal lainnya, akan terjadi hentakan yang sangat kuat mengakibatkan goncangan bumi yang dapat menghancurkan permukaan bumi terdekat dari pusat gempa. Penafsiran ayat ini melalui pendekatan sains tidak jauh dari sudut pandang agama. Sebab, mungkin saja Allah menciptakan hukum alam yang demikian banyak dan beragam itu meyatu pada suatu hukum yang tidak pernah kita ketahui sebelumnya. Dengan begitu, reaksinya yang dahsyat akan merupakan penyebab langsung bagi hancurnya dunia. Dari situ, penafsiran ayat ini dengan menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan berjalan seirama dengan ayat-ayat yang mengingatkan betapa besarnya bencana yang akan terjadi itu. Semuanya akan terjadi bila Allah berkehendak memusnahkan. ] - Interpretation of ( Al-Waqi'a 3 )

[ خَافِضَةٌ رَافِعَةٌ ] - الواقعة 3

#35

Interpretation of ( Al-Waqi'a 2 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[56 ~ AL-WAQI'AH (HARI KIAMAT) Pendahuluan: Makkiyyah, 96 ayat ~ Surat ini diawali dengan penjelasan tentang terjadinya hari kiamat dan peristiwa- peristiwa yang terjadi pada hari itu yang dilanjutkan dengan penjelasan bahwa manusia, pada hari itu, terbagi ke dalam tiga golongan. Diikuti, kemudian, dengan penjelasan rinci tentang kenikmatan dan siksan yang sesuai dengan kadar kesalehan dan kekafiran masing-masing golongan. Ayat-ayat selanjutnya memaparkan beberapa bentuk karunia Allah, wujud nyata kemahakuasaan-Nya yang ada pada ciptaan-Nya seperti tanaman, air dan neraka, sehingga menjadikan-Nya pantas untuk dipuji dan disucikan. Ayat-ayat dalam surat ini juga bersumpah atas kedudukan al-Qur'ân yang harus disucikan dan mencela sikap orang-orang kafir yang mendustakannya. Padahal seharusnya mereka bersyukur. Setelah itu, surat ini membicarakan secara global tiga golongan yang telah disebut secara rinci di muka beserta kenikmatan dan siksaan yang berhak diterima oleh masing-masing. Surat ini ditutup dengan penegasan bahwa apa yang ada dalam surat ini merupakan keyakinan yang jelas dan kebenaran yang tetap sehingga Allah pantas untuk disucikan.]] Apabila hari kiamat terjadi, tidak seorang pun dapat mendustakan kejadiannya. Kiamat itu merendahkan orang-orang yang sengsara dan meninggikan orang-orang yang bahagia. (1) Ayat ini menjelaskan betapa dahsatnya bencana yang menimpa alam ini pada hari kiamat. Di antaranya adalah bencana alam yang berdampak pada bumi dan lapisan-lapisannya. Bumi yang kita huni ini pada hakikatnya tidak tetap dan seimbang. Bumi terdiri atas lapisan-lapisan batu yang bertumpuk-tumpuk dan tidak teratur. Terkadang lapisannya tidak sama dengan sebelahnya sehingga membentuk apa yang disebut dengan rongga geologi di banyak tempat. Rongga-rongga inilah yang sejak dahulu, bahkan sampai sekarang, menjadi pusat terjadinya gempa berskala besar. Itu dimungkinkan karena rongga-rongga itu berada di bawah pengaruh daya tarik-menarik yang sangat kuat yang terjadi saat lapisan-lapisan tanah itu terbelah. Maka, apabila kekuatan ini tidak seimbang akibat pengaruh faktor-faktor eksternal lainnya, akan terjadi hentakan yang sangat kuat mengakibatkan goncangan bumi yang dapat menghancurkan permukaan bumi terdekat dari pusat gempa. Penafsiran ayat ini melalui pendekatan sains tidak jauh dari sudut pandang agama. Sebab, mungkin saja Allah menciptakan hukum alam yang demikian banyak dan beragam itu meyatu pada suatu hukum yang tidak pernah kita ketahui sebelumnya. Dengan begitu, reaksinya yang dahsyat akan merupakan penyebab langsung bagi hancurnya dunia. Dari situ, penafsiran ayat ini dengan menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan berjalan seirama dengan ayat-ayat yang mengingatkan betapa besarnya bencana yang akan terjadi itu. Semuanya akan terjadi bila Allah berkehendak memusnahkan. ] - Interpretation of ( Al-Waqi'a 2 )

[ لَيْسَ لِوَقْعَتِهَا كَاذِبَةٌ ] - الواقعة 2

#36

Interpretation of ( Al-Waqi'a 1 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[56 ~ AL-WAQI'AH (HARI KIAMAT) Pendahuluan: Makkiyyah, 96 ayat ~ Surat ini diawali dengan penjelasan tentang terjadinya hari kiamat dan peristiwa- peristiwa yang terjadi pada hari itu yang dilanjutkan dengan penjelasan bahwa manusia, pada hari itu, terbagi ke dalam tiga golongan. Diikuti, kemudian, dengan penjelasan rinci tentang kenikmatan dan siksan yang sesuai dengan kadar kesalehan dan kekafiran masing-masing golongan. Ayat-ayat selanjutnya memaparkan beberapa bentuk karunia Allah, wujud nyata kemahakuasaan-Nya yang ada pada ciptaan-Nya seperti tanaman, air dan neraka, sehingga menjadikan-Nya pantas untuk dipuji dan disucikan. Ayat-ayat dalam surat ini juga bersumpah atas kedudukan al-Qur'ân yang harus disucikan dan mencela sikap orang-orang kafir yang mendustakannya. Padahal seharusnya mereka bersyukur. Setelah itu, surat ini membicarakan secara global tiga golongan yang telah disebut secara rinci di muka beserta kenikmatan dan siksaan yang berhak diterima oleh masing-masing. Surat ini ditutup dengan penegasan bahwa apa yang ada dalam surat ini merupakan keyakinan yang jelas dan kebenaran yang tetap sehingga Allah pantas untuk disucikan.]] Apabila hari kiamat terjadi, tidak seorang pun dapat mendustakan kejadiannya. Kiamat itu merendahkan orang-orang yang sengsara dan meninggikan orang-orang yang bahagia. (1) Ayat ini menjelaskan betapa dahsatnya bencana yang menimpa alam ini pada hari kiamat. Di antaranya adalah bencana alam yang berdampak pada bumi dan lapisan-lapisannya. Bumi yang kita huni ini pada hakikatnya tidak tetap dan seimbang. Bumi terdiri atas lapisan-lapisan batu yang bertumpuk-tumpuk dan tidak teratur. Terkadang lapisannya tidak sama dengan sebelahnya sehingga membentuk apa yang disebut dengan rongga geologi di banyak tempat. Rongga-rongga inilah yang sejak dahulu, bahkan sampai sekarang, menjadi pusat terjadinya gempa berskala besar. Itu dimungkinkan karena rongga-rongga itu berada di bawah pengaruh daya tarik-menarik yang sangat kuat yang terjadi saat lapisan-lapisan tanah itu terbelah. Maka, apabila kekuatan ini tidak seimbang akibat pengaruh faktor-faktor eksternal lainnya, akan terjadi hentakan yang sangat kuat mengakibatkan goncangan bumi yang dapat menghancurkan permukaan bumi terdekat dari pusat gempa. Penafsiran ayat ini melalui pendekatan sains tidak jauh dari sudut pandang agama. Sebab, mungkin saja Allah menciptakan hukum alam yang demikian banyak dan beragam itu meyatu pada suatu hukum yang tidak pernah kita ketahui sebelumnya. Dengan begitu, reaksinya yang dahsyat akan merupakan penyebab langsung bagi hancurnya dunia. Dari situ, penafsiran ayat ini dengan menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan berjalan seirama dengan ayat-ayat yang mengingatkan betapa besarnya bencana yang akan terjadi itu. Semuanya akan terjadi bila Allah berkehendak memusnahkan. ] - Interpretation of ( Al-Waqi'a 1 )

[ إِذَا وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ ] - الواقعة 1

#37

Interpretation of ( Hud 1 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[11 ~ HUD (NABI HUD) Pendahuluan: Makkiyyah, 123 ayat ~ Surat Hûd merupakan salah satu dari kelompok surat Makkiyyah. Surat yang terdiri atas 123 ayat ini dibuka dengan menyebutkan kemuliaan al-Qur'ân, tentang penyembahan kepada Allah semata, tentang janji-janji dan ancaman-ancaman-Nya, serta penjelasan mengenai kekuasaan Allah dan hal ihwal manusia yang mendapatkan karunia atau bencana dari Allah. Kemudian kembali dibicarakan mengenai kedudukan al-Qur'ân sebagai mukjizat yang menantang, tentang orang-orang kafir yang tidak memiliki dasar untuk mempertahankan kekufuran mereka dan tentang ganjaran pahala bagi orang-orang yang beriman. Selanjutnya, dalam surat ini Allah memaparkan beberapa kisah para nabi, termasuk di dalamnya perdebatan yang terjadi antara para nabi dengan kaum-kaum mereka dan bagaimana kemudian orang-orang kafir itu ditimpakan azab, sementara orang-orang Mukmin diselamatkan dari azab itu. Kisah Nabi Nûh a. s., dalam surat ini, dijelaskan dengan lebih rinci dibanding paparan sebelumnya dalam surat Yûnus. Dalam kisah itu dijelaskan tentang watak orang-orang kafir yang selalu mengingkari kebenaran sehingga mereka mendapatkan murka Tuhan. Setelah kisah Nûh a. s., dipaparkan pula kisah Nabi Hûd a. s. dan kaumnya, 'Ad, disertai penjelasan mengenai watak orang-orang kafir dan bagaimana akhirnya mereka tidak dapat menampik bencana yang diturunkan Allah, meskipun dengan kekuatan dan kehebatan yang mereka miliki saat itu. Setelah itu, dengan alur yang hampir sama, dipaparkan juga kisah para Nabi lainnya: Shâlih a. s. dengan kaum Tsamûd, Ibrâhîm a. s, Lûth a. s., dan Syu'ayb a. s. Kemudian, setelah memaparkan kisah-kisah tersebut, Allah menjelaskan hikmah-hikmah yang dapat dipetik dari kisah-kisah itu. Surat ini kemudian ditutup dengan mengajak orang-orang Mukmin untuk selalu berusaha sambil mengharapkan perkenan Allah. Kemudian Allah menyebutkan mengenai kemahasempurnaan ilmu yang dimiliki-Nya dan kewajiban berserah diri kepada-Nya.]] Alif, Lâm, Râ'. Dengan huruf-huruf fonemis ini surat ini diawali untuk, pertama, mengisyaratkan bahwa al-Qur'ân--meskipun terdiri atas huruf-huruf yang mereka gunakan dalam percakapan mereka--merupakan suatu mukjizat. Kedua, untuk menarik perhatian agar, saat dibacakan, al-Qur'ân harus disimak, sebagai pertanda bahwa al-Qur'ân adalah kitab suci yang memiliki kedudukan yang sangat luhur: ayat-ayatnya diturunkan dengan jelas, tidak ada kesalahan dan ketersamaran; langgamnya tersusun rapi tanpa cacat, terang dan jelas; dan hukum-hukumnya tertuang secara terperinci. Al-Qur'ân, di samping mulia karena kandungannya, juga menjadi mulia karena ia merupakan kitab suci yang diturunkan dari sisi Allah yang Mahatahu atas segala sesuatu dan kemudian menempatkannya pada posisi yang tepat. ] - Interpretation of ( Hud 1 )

[ الر كِتَابٌ أُحْكِمَتْ آيَاتُهُ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِنْ لَدُنْ حَكِيمٍ خَبِيرٍ ] - هود 1

#38

Interpretation of ( Al-Anbiyaa 1 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[21 ~ AL-ANBIYA' (NABI-NABI) Pendahuluan: Makkiyyah, 112 ayat ~ Surat yang termasuk kelompok surat Makkiyyah dan diturunkan setelah surat Ibrâhîm ini mengandung seratus dua belas ayat. Surat ini diawali dengan penjelasan mengenai hari kiamat yang semakin mendekat, sementara orang-orang musyrik tidak memperhatikan hal itu. Mereka beranggapan bahwa semestinya seorang rasul bukanlah manusia. Tentang al-Qur'ân, mereka sesekali menganggapnya sebagai sihir, lain kali sebagai syair, bahkan kadang-kadang sebagai mimpi kosong belaka. Mereka telah diberi peringatan. Selain itu, terdapat pula penjelasan bahwa para rasul hanyalah manusia biasa, seperti Muhammad, misalnya. Juga terdapat keterangan bahwa orang-orang terdahulu pun ada yang mendustakan para rasul seperti kaum Quraisy mendustakan Muhammad. Allah menuturkan kisah tentang kehancuran mereka dalam surat ini, karena memang hanya Dialah yang mempertahankan dan membinasakan suatu bangsa. Dia pulalah yang memiliki kekusaan di langit dan di bumi, sedang malaikat-malaikat selalu bertasbih kepada-Nya di tempat-tempat peredarannya, tanpa pernah merasa lelah. Juga terdapat penjelasan bahwa langit dan bumi yang kokoh ini adalah bukti kemahaesaan penciptanya. Sebab, kalau ada pencipta lain selain Allah yang ikut serta, tentu langit dan bumi akan hancur. Keterangan bahwa semua rasul membawa misi yang sama, yaitu ibadah kepada Allah semata yang tidak mempunyai anak, juga terdapat dalam surat ini. Tidak ada seorang rasul pun yang mengakui adanya tuhan selain Allah. Kalau ada, maka balasannya adalah neraka jahanam. Selanjutnya, dalam surat ini Allah menjelaskan keagungan ciptaan-Nya dan keajaiban langit dan bumi. Pemaparan kondisi orang-orang musyrik dan orang-orang kafir. Mengingatkan bahwa Allah menjaga manusia. Diisaratkan pula akan balasan orang-orang kafir pada hari kiamat. Pemaparan kisah Nabi Mûsâ dan Hârûn dengan Fir'aun, kisah Nabi Ibrâhîm denan kaumnya, karunia Allah berupa keturunanya yang baik. Pemaparan kisah nabi Lûth dan kaumnya yang musnah. dan kisah nabi Nûh dan kekufuran kaumnya sehingga dihancurkan, kecuali orang yang beriman. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan kisah nabi Sulaymân (Sulaiman), Dâwûd (Daud), Ismâ'îl (Ismail), Idrîs (Idris), Dzû al-Kifl (Zukifli) dan Nabi Yûnus (Yunus) serta Maryam. Dibicarakan pula tentang Ya'jûj dan Ma'jûj. Penjelasan lain yang dipaparkan dalam surat ini adalah tentang perbuatan saleh dan buah dari perbuatan itu, balasan orang-orang yang bertakwa dan berbuat kebaikan serta keadaanya pada hari kiamat, rahmat Allah pada misi kenabian Muhammad, peringatan Allah terhadap orang-orang musyrik, dan bahwa segala ketetapan. Hanya Dialah yang menentukan ketetapan, dan Dia adalah penentu ketetapan yang paling adil.]] Hari kiamat, saat perhitungan orang-orang musyrik itu, telah semakin mendekat, sementara mereka melalaikan kedahsyatannya dan menolak untuk mempercayainya. ] - Interpretation of ( Al-Anbiyaa 1 )

[ اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ مُعْرِضُونَ ] - الأنبياء 1

#39

Interpretation of ( Ar-Ra'd 1 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[13 ~ AR-RA'D (GURUH) Pendahuluan: Madaniyyah, 43 ayat ~ Surat al-Ra'd termasuk kelompok surat Madaniyyah dan berisikan 43 ayat. Dinamakan al-ra'd (guruh) karena mengandung pemujaan yang dilakukan petir kepada Allah. Surat ini diawali dengan keterangan mengenai posisi al-Qur'ân yang merupakan wahyu Allah swt., keterangan mengenai kekuasaan Allah di alam raya, dan keindahan serta manfaat yang dapat diambil dari alam raya itu. Selain itu, terdapat pula keterangan mengenai kekuasaan Allah Swt. dalam menciptakan sesuatu dan dalam mengembalikan dan membangkitkan manusia kembali, keterangan mengenai ilmu pengetahuan Allah yang meliputi segala sesuatu. Keterangan mengenai kekuasaan Allah menurunkan siksa di dunia dan di akhirat juga dibahas dalam surat ini. Setelah itu, surat ini mengajak kita untuk mengamati keajaiban-keajaiban yang terdapat di alam raya. Di samping itu, Allah kemudian menerangkan bermacam-macam sikap manusia dalam menerima al-Qur'ân, sifat-sifat orang Mukmin dalam hubungannya dengan umat manusia, perilaku orang-orang kafir dan sikap keras kepala mereka dalam meminta mukjizat selain al-Qur'ân, walaupun posisi al-Qur'ân sedemikian tinggi, dan beberapa ejekan mereka kepada Rasulullah saw. Allah kemudian, dalam surat ini, menerangkan bahwa rasul-rasul sebelum Muhammad pun telah diejek pula. Keterangan bahwa Allah menguasai segala sesuatu, jiwa dan raga, juga dibahas di sini. Kemudian, Allah menjelaskan bahwa Dia akan membalas masing-masing jiwa itu sesuai apa yang pantas diterimanya, bahwa al-Qur'ân adalah mukjizat terbesar yang bersifat abadi sampai hari kiamat, bahwa Allahlah yang menguatkan rasul-rasul-Nya dengan berbagai mukjizat yang menurut Allah perlu. Terakhir, terdapat keterangan bahwa kalaupun orang-orang musyrik mengingkari pesan-pesan suci Tuhan yang dibawa Muhammad saw., Allah tetap menjadi saksi atas kebenaran pesan-pesan itu. Cukuplah Allah sebagai saksi.]] Alif, Lâm, Râ', adalah huruf-huruf fonemis yang mengawali beberapa surat al-Qur'ân. Huruf-huruf itu menunjukkan bahwa al-Qur'ân adalah mukjizat meskipun "hanya" tersusun dari huruf-huruf yang biasa digunakan dalam bahasa Arab. Pada saat diturunkannya al-Qur'ân, huruf-huruf itu menarik orang-orang Arab untuk mau mendengarkannya. Saat itu, orang-orang musyrik Arab saling berpesan kepada sesama mereka untuk tidak mendengarkan al-Qur'ân. Nah, orang-orang Mukmin, ketika memulai membaca huruf- huruf itu, menarik pendengaran orang-orang musyrik hingga mau mendengar. Ayat-ayat yang dibacakan ini adalah al-Qur'ân, sebuah kitab suci yang diturunkan kepadamu, Muhammad, dengan benar dari Allah Swt. yang menciptakanmu dan memilihmu sebagai rasul. Akan tetapi, kebanyakan orang musyrik yang mengingkari kebenaran yang dikandung al-Qur'ân tidak mau tunduk kepada kebenaran. Mereka bahkan bersikap keras kepala. ] - Interpretation of ( Ar-Ra'd 1 )

[ المر تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ وَالَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ الْحَقُّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ ] - الرعد 1

#40

Interpretation of ( Al-Israa 1 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[17 ~ AL-ISRA' (PERJALANAN MALAM) Pendahuluan: Makkiyyah, 111 ayat ~ Surat ini memuat 111 ayat yang semuanya turun pada periode Mekah, kecuali dua belas ayat, yaitu ayat 26, 32, 33, 57, dan delapan ayat dari ayat 73 hingga ayat 80 yang turun pada periode Madinah. Surat ini diawali dengan tasbih menyucikan Allah, lalu dilanjutkan dengan menyinggung perjalanan Nabi Muhammad di malam hari (isrâ'), risalah Mûsâ dan berbagai peristiwa yang terjadi pada Banû Isrâ'îl. Kemudian disinggung pula mengenai kedudukan al-Qur'ân dalam memberikan petunjuk, pemaparan tanda-tanda kekuasaan Allah di alam raya (âyât kawniyyah) di malam dan di siang hari, dan ganjaran manusia pada hari kiamat atas perbuatan-perbuatannya di dunia. Dijelaskan pula tentang hal-hal yang menyebabkan musnahnya beberapa bangsa, lalu dilanjutkan dengan memaparkan hal ihwal perbuatan manusia yang hasilnya akan diterima di akhirat. Kemudian dibicarakan tentang kewajiban menghormati orangtua, keadaan manusia berkaitan dengan harta mereka, sepuluh perintah yang di antaranya membangun masyarakat ideal, dan bantahan Allah terhadap kebohongan yang diada-adakan oleh orang-orang musyrik tentang malaikat serta penjelasan al-Qur'ân tentang pengulang-ulangan argumentasi al-Qur'ân. Selanjutnya Allah mengisyaratkan ihwal diri-Nya yang pantas untuk dipuji, keingkaran orang-orang musyrik, pemaparan wasiat-wasiat-Nya kepada orang-orang yang beriman, dan sikap Allah terhadap orang orang kafir di dunia dan akhirat. Dilanjutkan dengan penjelasan-Nya tentang asal penciptaan manusia dan setan dan ancaman-Nya terhadap orang orang musyrik. Kemudian dijelaskan pula tentang kemuliaan manusia, penjelasan Allah tentang siksaan-Nya di hari akhirat, pemaparan upaya orang-orang musyrik dalam memalingkan seruan nabi, dilanjutkan dengan ketetapan Allah dalam menetapkan seruan itu, lalu Allah berpesan kepada Nabi dengan beberapa wasiat dan doa. Dalam ayat selanjutnya, Allah mengisyaratkan tentang kedudukan al-Qur'ân, kemudian membicarakan tentang ruh dan rahasianya, tentang mukjizat al-Qur'ân yang membuat jin dan manusia tidak mampu mendatangkan ayat-ayat seperti al-Qur'ân dan bagaimana manusia menyikapinya, tentang kekuasaan Allah untuk mendatangkan ayat-ayat lainnya, tentang kedudukan al-Qur'ân yang mencakup kebenaran dan tentang keadaan orang-orang Mukmin yang jujur dalam keimanannya serta himbauan untuk selalu memuji Allah dan mengagungkan-Nya.]] Mahasuci Allah dari hal-hal yang tidak pantas untuk disandangkan kepada diri-Nya. Dialah yang memperjalankan hamba-Nya, Muhammad, pada sebagian waktu malam dari Masjid al-Haram, di Mekah, menuju Masjid al-Aqshâ, di Bayt al-Maqdis, yang telah Kami berkahi sekelilingnya berupa makanan untuk masyarakat sekitarnya. Semua itu agar Kami memperlihatkan tanda-tanda kekuasaan Kami yang dapat menjadi bukti yang menunjuki keesaan dan kebesaran kekuasaan Kami. Sesungguhnya hanya Allahlah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. ] - Interpretation of ( Al-Israa 1 )

[ سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ ] - الإسراء 1

#31

Interpretation of ( Al-Waqi'a 6 ) in Indonesian by Muhammad Quraish Shihab et al. - id

[ [[56 ~ AL-WAQI'AH (HARI KIAMAT) Pendahuluan: Makkiyyah, 96 ayat ~ Surat ini diawali dengan penjelasan tentang terjadinya hari kiamat dan peristiwa- peristiwa yang terjadi pada hari itu yang dilanjutkan dengan penjelasan bahwa manusia, pada hari itu, terbagi ke dalam tiga golongan. Diikuti, kemudian, dengan penjelasan rinci tentang kenikmatan dan siksan yang sesuai dengan kadar kesalehan dan kekafiran masing-masing golongan. Ayat-ayat selanjutnya memaparkan beberapa bentuk karunia Allah, wujud nyata kemahakuasaan-Nya yang ada pada ciptaan-Nya seperti tanaman, air dan neraka, sehingga menjadikan-Nya pantas untuk dipuji dan disucikan. Ayat-ayat dalam surat ini juga bersumpah atas kedudukan al-Qur'ân yang harus disucikan dan mencela sikap orang-orang kafir yang mendustakannya. Padahal seharusnya mereka bersyukur. Setelah itu, surat ini membicarakan secara global tiga golongan yang telah disebut secara rinci di muka beserta kenikmatan dan siksaan yang berhak diterima oleh masing-masing. Surat ini ditutup dengan penegasan bahwa apa yang ada dalam surat ini merupakan keyakinan yang jelas dan kebenaran yang tetap sehingga Allah pantas untuk disucikan.]] Apabila hari kiamat terjadi, tidak seorang pun dapat mendustakan kejadiannya. Kiamat itu merendahkan orang-orang yang sengsara dan meninggikan orang-orang yang bahagia. (1) Ayat ini menjelaskan betapa dahsatnya bencana yang menimpa alam ini pada hari kiamat. Di antaranya adalah bencana alam yang berdampak pada bumi dan lapisan-lapisannya. Bumi yang kita huni ini pada hakikatnya tidak tetap dan seimbang. Bumi terdiri atas lapisan-lapisan batu yang bertumpuk-tumpuk dan tidak teratur. Terkadang lapisannya tidak sama dengan sebelahnya sehingga membentuk apa yang disebut dengan rongga geologi di banyak tempat. Rongga-rongga inilah yang sejak dahulu, bahkan sampai sekarang, menjadi pusat terjadinya gempa berskala besar. Itu dimungkinkan karena rongga-rongga itu berada di bawah pengaruh daya tarik-menarik yang sangat kuat yang terjadi saat lapisan-lapisan tanah itu terbelah. Maka, apabila kekuatan ini tidak seimbang akibat pengaruh faktor-faktor eksternal lainnya, akan terjadi hentakan yang sangat kuat mengakibatkan goncangan bumi yang dapat menghancurkan permukaan bumi terdekat dari pusat gempa. Penafsiran ayat ini melalui pendekatan sains tidak jauh dari sudut pandang agama. Sebab, mungkin saja Allah menciptakan hukum alam yang demikian banyak dan beragam itu meyatu pada suatu hukum yang tidak pernah kita ketahui sebelumnya. Dengan begitu, reaksinya yang dahsyat akan merupakan penyebab langsung bagi hancurnya dunia. Dari situ, penafsiran ayat ini dengan menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan berjalan seirama dengan ayat-ayat yang mengingatkan betapa besarnya bencana yang akan terjadi itu. Semuanya akan terjadi bila Allah berkehendak memusnahkan. ] - Interpretation of ( Al-Waqi'a 6 )

[ فَكَانَتْ هَبَاءً مُنْبَثًّا ] - الواقعة 6